Dalam agenda kunjungannya ke Masjid Istiqlal, Jakarta pada Kamis (5/9), Paus melihat langsung bentuk terowongan silaturahim dan mendengarkan pemaparan Imam Masjid, Nasaruddin Umar terkait isi didalamnya.
Paus menyambut baik pembangunan terowongan yang memungkinkan interaksi antara umat Katolik dan Muslim, sehingga memperkuat perdamaian serta tali persaudaraan sesama umat beragama.
"Anda dapat menemukan apa yang menyatukan dibalik perbedaan. Faktanya sementara di permukaan ada ruang masjid dan Katedral yang didefinisikan dengan baik dan sering dikunjungi oleh umat beriman masing-masing," ujar Paus.
"Di bawah tanah di sepanjang terowongan orang-orang yang sama yang berbeda bertemu dan dapat mengakses dunia keagamaan yang lain," kata dia lagi.
Lebih lanjut Paus menyebut terowongan sebagai simbol perdamaian, persahabatan dan persaudaraan yang mampu mendekatkan umat Kristiani, Muslim dan manusia lainnya.
"Haruslah disebut terowongan bawah tanah terowongan persahabatan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral Santa Maria diangkat ke surga ini adalah simbol yang bermakna yang memperkenankan dua tempat ibadah Agung tidak hanya berada berhadapan satu sama lain tetapi juga terhubung satu sama lain," papar Paus.
Pemimpin tertinggi Vatikan itu berpesan bahwa toleransi merupakan sikap yang sangat penting guna melindungi bangsa dari tindakan ekstremisme berbahaya.
"Sikap saling menghargai dan mengasihi satu sama lain mampu melindungi diri dari kekerasan hati, fundamentalisme dan ekstrimisme yang selalu berbahaya dan tak pernah dapat dibenarkan," tegasnya.
Terowongan silaturahim dibangun tahun 2021 lalu menghubungan dua rumah ibadah yakni Katedral dan Masjid Istiqlal.
Desain terowongan dibangun dengan menampilkan simbol-simbol perdamaian umat beragama. Di dalamnya juga dibangun area parkir dua lantai yang mampu menampung 1.000 mobil dan ruang pertemuan yang bisa digunakan bersama.
Lawatan Paus tahun ini ke Indonesia merupakan yang ketiga bagi pemimpin umat Katolik itu. Sebelumnya, Paus Paulus VI mengunjungi Indonesia pada 1970, diikuti 19 tahun kemudian oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1989.
Dia melakukan perjalanan apostolik ke Asia Pasifik pada bulan September 2024. Ada empat negara yang bakal dikunjungi meliputi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.
BERITA TERKAIT: