Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Trump Berencana Jadikan Elon Musk Penasihat Jika Menang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 20 Agustus 2024, 16:40 WIB
Trump Berencana Jadikan Elon Musk Penasihat Jika Menang
Elon Musk dan Donald Trump/Business Standard
rmol news logo Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump mengaku tengah mempertimbangan miliarder Elon Musk untuk masuk dalam jajaran kabinet atau menjadi penasihatnya ketika resmi memimpin.

Menurut Trump, Musk adalah sosok yang cerdas dan sangat disayangkan jika pemerintahannya tidak merekrut CEO brilian tersebut.

"Ia orang yang sangat cerdas. Saya pasti akan melakukannya, jika ia mau melakukannya, saya pasti akan melakukannya. Ia orang yang brilian," ujar Trump dalam wawancara dengan Reuters pada Selasa (20/8).

Menariknya, pernyataan Trump langsung direspon Musk. Pemilik platform X terkenal itu mengaku bersedia berkontribusi dalam kepemimpinan Trump.

"Saya bersedia untuk mengabdi," kata Musk dalam sebuah pernyataan.

Namun, pernyataan Trump berikutnya tentang kredit kendaraan listrik mungkin bukan sesuatu yang akan disukai Musk.

Trump mengatakan dia akan mempertimbangkan untuk menghapus subsidi federal sebesar 7.500 dolar AS untuk kendaraan listrik, yang dapat merugikan Tesla dan Musk.

"Kredit pajak dan insentif pajak pada umumnya bukanlah hal yang baik," imbuh Trump.

Meskipun keduanya kini memiliki hubungan yang baik, rasa kagum yang sama tidak selalu ada. Musk pernah menjadi kritikus tajam Trump.

"Saya tidak membenci orang itu. Tetapi sudah saatnya bagi Trump untuk pensiun dan pergi," cuit Musk pada bulan Juli 2022 lalu.

CEO Tesla itu sering menjadi sasaran omelan Trump, bahkan mantan presiden itu menyatakan bahwa "Musk tidak akan membeli Twitter".

Musk kemudian membeli platform media sosial itu dan bahkan menggunakannya untuk mendukung rival berat Trump dari Partai Republik, Ron DeSantis.

Namun, keadaan telah berubah sejak saat itu dan Musk secara aktif mendukung Trump, terutama setelah hubungannya dengan Presiden Biden memburuk karena berbagai masalah termasuk serikat pekerja di Tesla.

Biden tidak mengundang Musk ke pertemuan puncak kendaraan listrik Gedung Putih 2021 meskipun Tesla merupakan salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, yang membuat Musk kesal.

Musk kemudian secara terbuka mengatakan bahwa ia tidak akan memilih Biden.

Hubungan antara Musk dan Trump menghangat setelah keduanya bertemu di resor milik Trump di Florida.

Segera setelah upaya pembunuhan terhadap Trump, Musk mencuit: "Saya sepenuhnya mendukung Presiden Trump dan berharap ia segera pulih."

Terbaru, Musk bahkan menjadi tuan rumah wawancara dengan Trump di platform media sosialnya X.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA