Mereka bahkan menyebutkan jenis peluru artileri roket yang digunakan dalam serangan tersebut, yakni sebagai roket Falaq-1. Israel yakin, senjata itu hanya dimiliki Hizbullah dan berasal dari Iran.
Di sisi lain, Hizbullah sepenuhnya membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut dan sama sekali tidak terlibat dalam pembataian di Golan.
Menurut Hizbullah kematian belasan warga sipil di lapangan sepak bola Majdal Shams disebabkan oleh kesalahan Israel sendiri. Kelompok militan Lebanon itu menuduh ledakan terjadi karena Iron Dome.
Dari pernyataan keduanya, menarik untuk mencari tahu siapa sebenarnya dalang di balik pembunuhan tersebut.
Mengutip
Al Mayadeen pada Senin (29/7), berikut analisis terkait peristiwa penyerangan di dataran tinggi Golan.
Israel mengidentifikasi peluru yang digunakan dalam serangan tersebut sebagai roket Falaq-1.
Roket itu memiliki spesifikasi yakni kaliber 240 mm, panjang 1320 mm, jangkauan diperkirakan 10 km, ketinggian terbang maksimum 3,5 km, hulu ledak berdaya ledak tinggi 50 kg, dan berbahan bakar padat.
Hulu ledak berdaya ledak tinggi biasanya mengandung campuran bahan peledak di samping komponen yang akan bertindak sebagai pecahan peluru. Oleh sebab itu, setelah ledakan akan tercipta kawah.
Ukuran kawah ini bervariasi meliputi massa bahan peledak, tekanan yang dihasilkan oleh hulu ledak ke dalam tanah, dan komposisi permukaan, di antara elemen-elemen lainnya.
Roket Falaq menghabiskan propelan padat kurang dari 2 detik setelah ditembakkan.
Kemudian, terkait tuduhan Hizbullah yang menyebut ledakan terjadi karena kesalahan Iron Dome Israel, belakangan senjata pertahanan itu memang kerap gagal menjalankan tugasnya.
Beberapa masalah teknis yang terkait dengan baterai Iron Dome dapat mengakibatkan kegagalan intersepsi yang fatal.
Masalah-masalah ini termasuk radar pencegatan yang tidak berfungsi, pencari radar yang rusak, sensor peledakan diri yang rusak, dan motor yang rusak.
Sangat mungkin bahwa kesalahan pada rudal Tamir Israel yang ditembakkan dari peluncur Iron Dome tepat di belakang Majdal Shams menyebabkan pembantaian besar-besaran.
Berdasarkan bukti yang dikumpulkan dari lokasi jatuhnya bom, kawah yang terbentuk oleh proyektil itu lebarnya sekitar 2 meter dan dalamnya beberapa sentimeter.
Ini menunjukkan bahwa hulu ledak yang meledak di area itu jauh lebih kecil dari 50 kg dan mendekati kisaran 10 kg.
Roket Falaq-1 merupakan salah satu peluru artileri roket terberat milik Hizbullah yang dapat ditembakkan dari beberapa peluncur roket dan dapat menyebabkan kerusakan parah pada target.
Di sisi lain, kawah yang terlihat di Majdal Shams lebih mungkin disebabkan oleh rudal Tamir.
Kemungkinan Hizbullah menggunakan amunisi kaliber lebih kecil untuk melakukan serangan itu tidak mungkin, karena otoritas Israel-lah yang mengklaim bahwa amunisi yang digunakan dalam serangan itu adalah roket Falaq-1.
Aspek lain yang perlu diperiksa adalah jumlah pembakaran yang relatif besar yang terjadi sebagai akibat dari dampak pada lapangan sepak bola.
Hulu ledak berdaya ledak tinggi umumnya tidak menghasilkan bola api besar saat meledak. Sebaliknya, mereka menciptakan gelombang ledakan yang kuat dan fragmentasi yang intens.
Seperti yang terlihat dalam rekaman ini, proyektil tersebut menghasilkan bola api besar.
Rudal Tamir yang diluncurkan dari posisi terdekat kemungkinan mengandung sejumlah besar bahan bakar, karena roket pertahanan udara tersebut dirancang untuk terbang sejauh sekitar 70 km.
Ini berarti bahwa sebagian besar bahan bakar yang dimaksudkan untuk penerbangan rudal tersebut setelah lepas landas meledak dan menghasilkan bola api.
Meskipun Israel menyatakan serangan Hizbullah menggunakan roket Falaq-1, analisis substansial mengarah pada rudal pencegat Tamir Israel yang tidak berfungsi sebagai penyebab ledakan yang lebih masuk akal.
Majdal Shams, yang merupakan salah satu kota yang diduduki Israel pada tahun 1967, menampung sebagian besar Druze Arab Suriah dan minoritas pemukim Israel.
Meskipun Hizbullah telah meluncurkan senjata yang sangat presisi seperti rudal antitank dan pesawat nirawak ke posisi militer Israel di kota-kota seperti Arab al-Aramshe, tetapi mereka tidak pernah menembakkan senjata artileri roket tanpa kendali ke kota-kota ini.
Secara khusus, Majdal Shams tidak pernah diserang oleh Hizbullah, selama hampir 300 hari konfrontasi sengit di dekat perbatasan Lebanon-Palestina.
Selama ini, Hizbullah juga kerap mengonfirmasi serangan yang mereka lakukan di wilayah pendudukan Israel.
Seperti insiden dalam perang tahun 2006 di Lebanon ketika roket yang diluncurkan oleh Hizbullah menghantam sebuah rumah di al-Nasirah yang diduduki.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di tengah perang yang sedang berlangsung langsung meminta maaf kepada keluarga.
BERITA TERKAIT: