Karena bantuan yang tidak memadai, komunitas sosial dan biara Tibet mengumpulkan dana bantuan untuk membantu para pengungsi.
"Selain mendirikan beberapa tenda tiga hari setelah gempa, pemerintah China tidak memberikan bantuan atau bantuan khusus apa pun," ungkap laporan tersebut, seperti dikutip dari
Daiji World Kamis (4/1).
Gempa bumi berkekuatan 6,2 skala Richter mengguncang provinsi Qinghai dan Gansu di barat laut China pada tanggal 18 Desember.
Bencana itu merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir yang menewaskan sedikitnya 149 orang dan melukai lebih dari 780 lainnya.
Gempa tersebut merobohkan bangunan-bangunan di wilayah Jishishan dan Prefektur Otonomi Linxia Hui di Gansu, serta di beberapa bagian tetangganya Qinghai, sebuah provinsi di dataran tinggi Tibet.
Warga Tibet menjadi sasaran diskriminasi politik, ekonomi dan agama serta pelanggaran hak asasi manusia oleh otoritas China.
Beberapa orang khawatir bahwa Beijing kini menerapkan kebijakan yang lebih agresif yang bertujuan untuk menghilangkan identitas nasional warga Tibet.
BERITA TERKAIT: