Menurut para pejabat AS, meskipun insiden tersebut tidak mengakibatkan luka dan kerusakan signifikan, namun penegak hukum AS dan pejabat diplomatik Kuba harus tetap waspada.
Seperti dimuat
CNN, Selasa (26/9), berdasarkan keterangan dari Dinas Rahasia AS, pejabat Kedutaan Besar Kuba telah menghubungi mereka setelah mendeteksi seseorang yang diduga melemparkan bom molotov ke gedung tersebut sekitar pukul 8 malam.
Insiden itu telah dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Kuba, dengan melaporkan bahwa pelaku melemparkan dua bom tersebut dari trotoar dan mengenai dinding di depan gedung misi diplomatik tersebut.
“Petugas AS telah merespons dengan cepat untuk memulai penyelidikan. Tidak ada kebakaran atau kerusakan berarti pada bangunan tersebut.” kata Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodríguez Parrilla dalam pernyataannya di platform X.
Menanggapi kasus tersebut, Presiden Kuba, Miguel Díaz-Canel, dengan tegas mengutuk insiden itu dan menyatakan bahwa kekerasan semacam ini dapat mengancam nyawa di misi diplomatiknya.
"Serangan dan ancaman terhadap fasilitas diplomatik tidak dapat diterima," ujar Presiden itu.
Saat ini, Departemen Keamanan Diplomatik AS sedang bekerja sama dengan Departemen Kepolisian Metropolitan Washington, DC untuk menyelidiki serangan tersebut.
Insiden ini bukan insiden pertama yang menimpa Kedutaan Besar Kuba di Washington, DC. Sebelumnya, pada April 2020 lalu, seseorang ditangkap setelah menembaki gedung tersebut dengan AK-47, yang menyebabkan kerusakan material signifikan, meskipun tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut.
BERITA TERKAIT: