Para pejabat mengatakan, sekitar 60 kota dilanda badai tersebut, yang diklasifikasikan sebagai siklon ekstra-tropis.
Gubernur Eduardo Leite dalam konferensi pers Selasa (6/9) mengatakan, itu adalah bencana paling mematikan di negara bagian Rio Grande do Sul dengan jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Ia menyampaikan belasungkawa terhadap keluarga pada korban, sambil menjanjikan bantuan segera.
“Kami sangat sedih mendengar berita bahwa ketika air surut 15 mayat lagi ditemukan di kota Mucum, sehingga jumlah korban tewas menjadi 21,” katanya, seperti dikutip dari
CBS.
Sejak Senin (4/9) badai telah menyapu banyak wilayah. Hampir 6.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Badai menyebabkan hujan es dan curah hujan hampir 12 inci di negara bagian itu dalam waktu kurang dari 24 jam dan memicu banjir dan tanah longsor, kata para pejabat.
Di Mucum, sebuah kota kecil berpenduduk 5.000 orang, ratusan orang harus diselamatkan dari atap rumah mereka ketika Sungai Taquari membanjiri lebih dari 85 persen kota, menurut situs berita lokal GZH.
Balai Kota Mucum merekomendasikan agar warga mencari perbekalan untuk memenuhi kebutuhan mereka selama 72 jam ke depan.
Gubernur Leite mengatakan salah satu korban tewas adalah seorang wanita yang hanyut saat upaya penyelamatan.
“Saya menyesali kematian seorang wanita dalam upaya penyelamatan di sungai Taquari,” kata Leite di saluran media sosialnya.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengirimkan pesan solidaritas kepada mereka yang terkena dampak, dengan mengatakan bahwa pemerintah federal “siap membantu.”
Ratusan petugas pemadam kebakaran serta polisi militer dan personel pertahanan sipil dikerahkan sebagai bagian dari operasi penyelamatan, dengan helikopter dikirim untuk mencapai daerah-daerah yang terpencil akibat banjir.
Ini adalah kejadian terbaru dari serangkaian peristiwa cuaca mematikan yang melanda Brasil, yang menurut para ahli kemungkinan akan menjadi lebih buruk akibat perubahan iklim.
Urbanisasi yang tidak terkendali dan pembangunan perumahan yang tidak teratur di lereng bukit juga membuat bencana tersebut semakin mematikan, kata para pejabat.
Diperkirakan 9,5 juta dari 203 juta penduduk Brasil tinggal di daerah yang berisiko tinggi terhadap banjir atau tanah longsor.
BERITA TERKAIT: