Laporan tersebut diungkap oleh
The Telegraph yang dirilis pada Kamis, dengan mengatakan barang curian dijual mulai dari harga 40 pound, atau setara dengan Rp 780 ribu.
Sementara, barang-barang yang dirampas ini diketahui memiliki nilai koleksi mencapai hingga 50 ribu pound (Rp 975 juta), seperti perhiasan antik yang berasal dari abad ke-15 hingga ke-19 yang dicuri.
Selain itu dalam laporan terpisah dari Telegraph, British Museum sebelumnya dikabarkan telah mendapat peringatan dari seorang ahli barang antik mengenai dugaan pencurian oleh anggota staf tiga tahun lalu dengan barang yang juga dijual di eBay.
Namun, seperti dimuat
JPost, Sabtu (19/8), ahli ini kemudian mendapati barang-barang curian ini kembali ke museum, yang memicu timbulnya keheranan, karena tidak ada tindakan yang diambil terhadap anggota staf tersebut hingga saat ini oleh pihak museum.
Kasus ini kemudian kembali terungkap setelah permata dan artefak ditemukan hilang dan rusak di museum tersebut yang membuat pihak berwenang memecat anggota staf Peter Higgs, yang diduga terlibat dalam pencurian tersebut.
Higgs sendiri merupakan kurator budaya Mediterania di museum tersebut. Meskipun ia telah dikeluarkan dari pekerjaan, namun keluarga Higgs bersikeras bahwa ia tidak bersalah dalam kasus ini.
Tetapi dalam proses penyelidikan, Higgs berhasil dilacak oleh para ahli melalui akun PayPal dan Twitter miliknya.
Menanggapi insiden ini, museum yang merupakan salah satu destinasi wisata paling populer di dunia, mengumumkan bahwa mereka telah mengambil tindakan hukum terhadap individu yang terlibat dalam pencurian tersebut, dan juga memperketat keamanan museum.
"Akibat insiden ini, keamanan museum Hartwig Fischer telah diperketat, dan tinjauan independen akan mencoba memulihkan permata dan mencegah kejadian serupa terjadi lagi," ujar ketua museum, George Osborne.
BERITA TERKAIT: