Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kedubes Ukraina Peringati Hari Kenegaraan dengan Nobar Film Dokumenter

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Kamis, 10 Agustus 2023, 01:41 WIB
Kedubes Ukraina Peringati Hari Kenegaraan dengan Nobar Film Dokumenter
Salah satu cuplikan dari film dokumenter bertajuk "Freedom on Fire" yang diputar untuk memperingati Hari Kenegaraan Ukraina di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat pada Rabu, 9 Agustus 2023/RMOL
rmol news logo Dalam rangka memperingati Hari Kenegaraan Ukraina yang jatuh pada 28 Juli, Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia menggelar acara nonton bersama di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat pada Rabu (9/8).

Dihadiri oleh puluhan orang, termasuk sejumlah duta besar dan delegasi dari negara asing seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Hungaria, Kedubes Ukraina memutar film dokumenter bertajuk "Freedom on Fire".

Film yang secara resmi belum dirilis itu menceritakan tentang solidaritas masyarakat Ukraina, serta kengerian serangan yang terjadi di negaranya setelah Rusia menginvasi negara itu selama lebih dari dua tahun ini.

Dalam film tersebut, anak-anak berusia belasan tahun terlihat memutuskan untuk bergabung dengan militer dan ikut mengangkat senjata, karena ingin memperjuangkan keamanan negaranya dari penjajahan Rusia.

Seorang ibu yang anaknya ikut berperang dalam perlawanan itu menyatakan kesedihannya yang mendalam atas situasi yang terjadi di negaranya, dan harus merelakan anaknya bertempur.

“Anak usia 19 tahun yang belum mengetahui apa-apa, tapi harus mengangkat senjata untuk membela negaranya sendiri,” ungkap sang ibu, yang mengeluarkan air matanya dalam film dokumenter tersebut.

Film tersebut juga menyoroti gotong royong yang dilakukan masyarakat Kyiv di tengah perang, seperti menyediakan makanan bersama-sama, dan saling jaga satu sama lain ketika serangkaian bunyi ledakan, dan alarm menggema di wilayah tersebut.

Kengerian terlihat setiap ledakan terjadi dan alarm peringatan mulai dibunyikan, di mana para warga, pekerja pers, dan yang lain sebagainya mulai mengumpat di bawah basement untuk melindungi diri mereka dari serangan.

“Kami hidup di abad 21, tapi kami masih berperang,” ujar salah satu warga Ukraiana, yang berbicara dalam film dokumenter tersebut.

Film yang berdurasi lebih dari satu jam itu juga memperlihatkan kilas balik pada 2014, ketika Rusia mencaplok wilayah Krimea.

Dalam film tersebut, banyak masyarakat Krimea yang berdemonstrasi di jalan dan meneriakkan slogan penentangan, dan penegasan bahwa Krimea bukan bagian dari Rusia.

Invasi besar-besaran yang kembali dikerahkan Rusia itu telah menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat Ukraina atas peran dunia yang tidak berusaha menghentikan perang.

Namun meski begitu, masyarakat Kyiv menekankan keoptimisannya bahwa mereka dapat menang melawan Rusia dan mengembalikan kebebasan serta stabilitas di negaranya.

“Kita harus menang seperti nenek moyang kita. Musuh (Rusia) yang harus punah,” ujar masyarakat Ukraina dalam film tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA