Direktur Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, Teresito Bacolcol, pada Senin (12/6) mengatakan gunung api mulai mengeluarkan lahar yang mengakibatkan zona bahaya di sekitar Mayon akan semakin diperluas.
"Apa yang kita lihat sekarang adalah letusan yang berlebihan. Orang-orang harus bersiap-siap untuk mengungsi ke tempat penampungan darurat," ungkap Bacolcol, seperti dimuat
Arab News.
Pekan lalu, status siaga Mayon telah dinaikkan ke tingkat siaga tiga dalam skala lima, dan pihak Bacolcol memperkirakan letusan berbahaya dapat muncul dalam beberapa minggu atau beberapa hari mendatang.
Tetapi menyusul perkembangan terbaru, Bacolcol mengatakan ada kemungkinan tingkat siaga bisa naik lebih tinggi, jika letusan semakin besar.
"Tingkat siaga akan dinaikkan menjadi lima jika letusan dahsyat yang mengancam jiwa menyembur ke langit dan aliran piroklastik super panas tampak ke kaki bukit Mayon," jelasnya.
Lebih dari 12.600 orang yang tinggal di radius 6 kilometer dari kawah Gunung Berapi Mayon telah dipindahkan sejak erupsi meningkat pekan lalu.
Tetapi ribuan warga lainnya masih tetap berada dalam zona bahaya karena tidak memiliki tempat lain untuk pergi.
Mayon adalah salah satu dari 24 gunung berapi aktif di Filipina. Terakhir meletus hebat pada tahun 2018, menggusur puluhan ribu penduduk desa.
Pada tahun 1814, letusan Mayon mengubur seluruh desa dan dilaporkan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
BERITA TERKAIT: