Dia mengurai bahwa ancaman di lingkungan AS akan meningkat di tahun politik. Selain itu, setiap individu juga berpotensi termotivasi untuk melakukan kekerasan di ajang pemilu.
“Terutama yang berkaitan dengan masalah sosial politik,” tulis laporan tersebut.
Ancaman itu didorong oleh kelompok ekstremis, yang berusaha untuk menyebarkan keyakinan ideologis, dan keluhan pribadi terhadap negara.
"Infrastruktur kritis AS, lembaga berbasis agama, individu atau acara yang terkait dengan ras, etnis minoritas, serta fasilitas dan personel pemerintah kemungkinan besar menjadi sasaran potensi kekerasan," tambah laporan itu, seperti dimuat
Yeni Safak, Kamis (25/5).
Atas dasar tersebut, buletin yang rutin dikeluarkan setiap bulannya ini turut digunakan untuk menginformasikan kepada publik terkait ancaman terorisme di Washington, yang diharapkan dapat menjadi perhatian bersama.
BERITA TERKAIT: