Dalam pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China, misi tersebut dijalankan oleh Li Hui, yang merupakan seorang diplomat dan mantan duta besar China untuk Moskow.
Dalam perjalanannya itu, Li dikabarkan juga akan berkunjung ke negara tetangga, yaitu Polandia, Prancis dan Jerman.
"Perjalanan itu mengungkapkan komitmen China untuk mempromosikan perdamaian dan negosiasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin, seraya mengatakan bahwa negaranya sedang berupaya untuk mencegah eskalasi konflik lebih lanjut.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, Beijing terus menggencarkan niatnya untuk memainkan peran sebagai mediator dalam perang antara kedua negara yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun itu.
Negara itu sebelumnya telah merilis rencana perdamaiannya pada Febuari lalu. Akan tetapi, rencana itu ditolak oleh para sekutu Ukraina, yang bersikeras menyebut bahwa Rusia harus lebih dulu mundur dari peperangan itu.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Alarabiya, Presiden Xi Jinping pun telah melakukan pembicaraannya dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, dengan meminta presiden Kyiv itu untuk menyiapkan panggung dorongan diplomatik.
Meski China telah berhasil menjadi mediator antara Arab Saudi dan Iran, akan tetapi, para analis politik hanya melihat sedikit harapan bahwa negara itu akan berhasil mendamaikan Kyiv dan Moskow, karena kedua negara itu belum siap berhenti berperang.
Selain itu muncul keraguan peran netral yang dapat dimainkan oleh Beijing, karena negara itu disebut memiliki persahabatan yang erat dengan Moskow.
BERITA TERKAIT: