Namun, Hongaria tetap berpijak pada pendiriannya untuk mengedepankan perdamaian, tidak terbawa arus, dan juga tidak ikut campur.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan hal itu kepada stasiun radio Kossuth pada Jumat (14/4), menegaskan bahwa begitu kuat desakan AS untuk mempengaruhi negara-negara lain.
"AS "belum meninggalkan rencananya untuk membujuk semua orang menjadi aliansi militer, juga memasok senjata ke Ukraina dan mendukung permusuhan yang berkelanjutan," kata Orban seperti dikutip dari
TASS. Sikap AS itu bisa membuat konflik Ukraina berubah menjadi perang dunia baru.
Sebaliknya, konflik di Ukraina bisa berakhir jika sikap AS dan sekutunya berubah.
AS dan Uni Eropa harus berhenti memberikan dukungan keuangan dan pasokan senjata kepada Kyiv, kata Orban.
Sebenarnya, Ukraina telah bangkrut secara ekonomi dan keuangan. Maka, jika bantuan dihentikan, perang tidak akan mungkin berlanjut.
"Ukraina adalah negara yang tidak ada secara ekonomi. Pertanyaannya adalah apakah kita akan mempertahankan Ukraina seperti itu," kata Orban. "Begitu Amerika Serikat dan Uni Eropa memutuskan untuk berhenti mendanai negara Ukraina, perang akan berakhir."
Orban juga menyinggung sikap Ukraina yang tidak adil terhadap minoritas Hongaria yang ada di Ukraina. Hongaria adalah pembayar pajak dalam anggaran umum Eropa. Sangat tidak adil jika minoritas Hongaria di Ukraina dianiaya sementara dana pajak orang Hongaria mengalir untuk Ukraina.
BERITA TERKAIT: