Pentagon pada Jumat (6/4) mengkonfirmasi kebocoran dokumen tersebut dan mengatakan pihaknya tengah melakukan pemeriksaan.
"Kami mengetahui laporan postingan media sosial, dan Departemen sedang meninjau masalah tersebut,†kata Wakil Sekretaris Pers Sabrina Singh, seperti dimuat
Al-Arabiya.
Menurut New York Times, dokumen rahasia milik AS dan NATO itu telah tersebar di Twitter dan Telegram.
"Sebagian besar berisi bagan dan detail tentang pengiriman senjata, kekuatan batalion, dan informasi sensitif lainnya," bunyi laporan itu.
Dokumen yang bocor berumur setidaknya lima minggu, dengan yang terbaru bertanggal 1 Maret. Di antaranya ada yang berlabel "Top Secret" dan sudah beredar di negara pro-Rusia.
Salah satu dokumen merangkum jadwal pelatihan 12 brigade tempur Ukraina, sembilan dari mereka dilatih oleh pasukan AS dan NATO.
Selain itu, dokumen itu juga menginformasikan tingkat pengeluaran untuk amunisi di bawah kendali militer Ukraina, termasuk untuk sistem roket HIMARS, sistem roket artileri buatan AS yang telah terbukti sangat efektif melawan pasukan Rusia.
Tetapi, menurut analis militer, beberapa dokumen itu tampaknya telah diubah dan dicurigai merupakan bagian dari kampanye disinformasi Rusia.
Sebab, salah satu dokumen cenderung membesar-besarkan kematian pasukan Ukraina dan meminimalkan kerugian Rusia di medan perang.
BERITA TERKAIT: