Untuk itu, lebih dari 60 negara berkumpul dalam sebuah pertemuan di Den Haag, Belanda pada Kamis (16/2) untuk membahasnya. Pertemuan ini turut dihadiri oleh Amerika Serikat (AS) dan China sebagai negara dengan sistem keamanan tinggi.
Dalam pernyataan bersama yang dimuat
AFP, seluruh partisipan sepakat bahwa AI memiliki peluang dan potensi besar.
Namun di sisi lain, mereka juga menyadari bahwa AI tidak selamanya memberi manfaat. Alih-alih memiliki konsekuensi berbahaya jika digunakan secara bebas dan tanpa aturan.
"Ada kekhawatiran di seluruh dunia seputar penggunaan AI dalam domain militer," begitu pernyataan tersebut.
Di dunia militer, AI sudah digunakan untuk pengintaian dan pengawasan selain untuk evaluasi, dan pada akhirnya akan digunakan untuk pemilihan target melalui pengiriman drone ke kawasan musuh.
Menurut otoritas Belanda, Rusia tidak diundang dalam konvensi tersebut dan China menggantikan posisi Moskow sebagai peserta utama dalam teknologi dan AI.
BERITA TERKAIT: