Jelang pertemuan negara pendonor Ukraina, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Kamis (19/1) memperingatkan Barat, bahwa eskalasi akan semakin meluas jika mereka memberikan lebih banyak senjata untuk menyerang Rusia.
"Berpotensi, ini sangat berbahaya, itu berarti membawa konflik ke tingkat yang sama sekali baru, yang, tentu saja, tidak akan menjadi pertanda baik dari sudut pandang keamanan global dan pan-Eropa," tegasnya, seperti dimuat
The Defense Post.
Kecaman yang sama juga lebih dulu diutarakan oleh Duta Besar Moskow untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, yang menyebut kiriman senjata Barat hanya membuat Ukraina menjadi teroris.
"Dengan bersikeras bahwa Krimea adalah bagian dari Ukraina dan mengatakan bahwa Kyiv dapat menggunakan senjata AS untuk melindungi wilayahnya, Washington pada dasarnya mendorong rezim Kyiv untuk melakukan tindakan teror di Rusia," jelasnya.
Antonov dengan percaya diri yakin bahwa sebanyak apa pun senjata itu, Barat tidak mungkin mengalahkan Rusia.
"Tidak peduli senjata apa yang dipasok Amerika atau NATO ke rezim Zelensky, kami akan menghancurkannya. (Karena) tidak mungkin mengalahkan Rusia,†tegas Antonov.
Tanggapan lain yang lebih ekstrem datang dari mantan Presiden Dmitry Medvedev yang memperingatkan dukungan berkelanjutan Barat untuk Ukraina dapat menyebabkan perang nuklir.
“Kehilangan tenaga nuklir dalam perang konvensional dapat memicu pecahnya perang nuklir. Kekuatan nuklir tidak pernah kalah dalam konflik besar yang menjadi sandaran nasib mereka," kata Medvedev.
Amerika Serikat berencana mengumpulkan sekutunya di pangkalan udaranya di Ramstein untuk putaran pembicaraan baru tentang dukungan militer Ukraina yang akan digelar pada Jumat (20/1).
BERITA TERKAIT: