Namun, ketidaksediaan Putin untuk memperkuat keputusan baru tersebut melalui dekritnya telah memunculkan kekhawatiran lain, bahwa mobilisasi yang mewajibkan warga sipil laki-laki untuk dilatih dan berperang suatu saat akan dilanjutkan kembali.
Putin mengatakan jika dirinya akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan pengacaranya soal dekrit dan langkah lanjutan yang diperlukan untuk keputusan penghentian tersebut.
"Terus terang, saya bahkan tidak memikirkannya. Saya akan membahasnya dengan para pengacara soal apakah diperlukan untuk mengumumkan lewat dekrit bahwa itu telah selesai," ucap Putin seperti dimuat
US News.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (1/11) menegaskan jika Dekrit tidak diperlukan.
"Departemen hukum Administrasi Presiden telah mencapai kesimpulannya, mobilisasi sebagian telah selesai. Telegram yang relevan dikirim dari Kementerian Pertahanan ke kantor pendaftaran militer untuk mengakhiri perekurutan," jelas Peskov.
Putin mendeklarasikan mobilisasi parsial pertama kali sejak Perang Dunia Kedua pada 21 September, setelah serangkaian kekalahan militernya dalam perang melawan Ukraina.
Kebijakan baru tersebut telah memicu kaburnya laki-laki usia wajib militer dan ratusan ribu warga lainnya menuju negara-negara termasuk Georgia, Armenia dan Kazakhstan, sementara lebih dari 2.000 orang ditahan pada protes anti-mobilisasi.
Rusia mengatakan jika pengehentian mobilisasi dilakukan karena pihaknya telah berhasil merekrut 300.000 tentara cadangan yang dibutuhkan hanya dalam waktu sebulan, dan tidak ada lagi yang diperlukan.
BERITA TERKAIT: