Segera setelah pengumuman hasil dibacakan, Fernandez langsung memberikan ucapan selamat kepada Lula yang menang atas Bolsonaro dengan perbandingan suara sangat tipis yakni 50,83 persen suara melawan 49,17 persen suara.
Kemudian pada Senin (31/10), Fernandez langsung bertandang ke Brasil untuk bertemu langsung dengan Lula dan meminta saran untuk kemenangannya di tahun depan.
Setelah pertemuan tersebut, Presiden Fernandez mengatakan jika Lula akan melakukan kunjungan luar negeri pertamanya ke Argentina setelah menjabat.
Kemenangan Lula telah menjanjikan era baru di mana pemerintah kiri dalam beberapa tahun terakhir mengambil kendali ekonomi lokal utama, mulai dari Kolombia hingga Meksiko.
Namun, nampaknya pengaruh apa pun dari kemenangan Lula tidak akan banyak berdampak bahkan kemungkinan sia-sia karena ekonomi negara Argentina saat ini dihadapkan pada inflasi yang hampir mendekati 100 persen, potongan anggaran pembangunan hingga ancaman gagal bayar utang luar negeri.
"Kebanyakan orang Argentina menginginkan perubahan. Di Argentina, kami memiliki koalisi pemerintah yang terpecah. Ini tidak dapat menyelesaikan masalah yang dikhawatirkan orang," kata direktur perusahaan konsultan opini publik Management & Fit, Mariel Fornoni seperti dimuat
Reuters pada Selasa (1/11).
Terlebih jika merujuk hasil survey oleh lembaga survei Ricardo Rouvier & Associates yang dirilis pada Oktober lalu, dimana Presiden Fernandez, Wakil Presiden Cristina Fernandez de Kirchner dan Menteri Ekonomi Sergio Massa, semuanya bersedih karena citra positif yang diperoleh hanya sekitar 30 persen.
Sementara itu para pemimpin oposisi kanan-tengah seperti walikota Buenos Aires Horacio Rodriguez Larreta dan mantan menteri pertahanan Patricia Bullrich, berdiri di sekitar 50 persen, sebuah keunggulan yang membantu oposisi menang besar di paruh waktu tahun lalu.
Kemenangan yang diraih Lula, akan digunakan untuk mendukung kemenangan pemerintah kiri di Argentina.
Tetapi menurut direktur konsultan Electoral Observatory di Argentina, Julio Burdman, simbolisme dan dampak pergeseran baru ke kiri lebih merupakan retorika daripada kenyataan.
"Saya pikir ini lebih berkaitan dengan pandangan politisi daripada efek nyata dari pemilihan pada orang-orang yang sebenarnya," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: