Petugas penyelamat pun berpacu dengan waktu untuk mencari korban yang tersisa di antara lumpur dan puing-puing yang meimbun rumah-rumah warga.
Per hari Kamis (17/2), otritas setempat mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor itu telah mencapai 105 orang. Sementara itu, puluhan orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Petugas pun mengerahkan anjing, ekskavator, dan helikopter serta dibantu oleh para sukarelawan dan tentara untuk mencari lebih banyak korban selamat sebelum terlambat.
Ini adalah bencana terburuk yang terjadi di Brasil dalam tiga bulan terakhir. Menurut para ahli, bencana yang terjadi diperburuk oleh perubahan iklim.
Sementara itu, sekitar 300 korban selamat mengungsi di tempat penampungan sementara, seperti sekolah.
Menurut keterangan seorang warga yag selamat bernama Wendel Pio Lourenco berusia 24 tahun, dia sempat mencoba menyelamatkan beberapa harta benda saat bencana terjadi. Dia pun kini menjadi sukarelawan untuk ikut membantu petugas mencari korban selamat.
"Saya menemukan seorang gadis yang dikubur hidup-hidup," katanya.
"Semua orang mengatakan itu terlihat seperti zona perang," sambungnya, seperti dimuat
Al Jazeera.
Komentar senada juga diungkapkan oleh Gubernur Claudio Castro, setelah mengunjungi tempat kejadian.
“Sepertinya adegan dari perang. Luar biasa,†katanya, seraya menambahkan bahwa itu adalah hujan terburuk sejak 1932.
Dia memuji petugas penyelamat karena berhasil menyelamatkan banyak orang sebelum terlambat.
BERITA TERKAIT: