Dari laporan
TOLO News pada Kamis (21/10), para guru menuntut pemerintahan Imarah Islam Afghanistan untuk membayar gaji mereka, di tengah krisis ekonomi parah yang tengah terjadi.
“Para guru tidak memiliki gaji yang baik untuk menabung untuk diri mereka sendiri untuk hari-hari seperti itu. Mereka hanya dibayar cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,†kata seorang guru yang melakukan aksi unjuk rasa, Latifa Alizai.
Beberapa guru menyuarakan keprihatinanke bahwa keluarga mereka terancam kelaparan lantaran mereka tidak mampu menyediakan makanan dan perawatan medis untuk anak-anak mereka.
"Banyak guru bahkan tidak punya uang untuk membayar tagihan listrik dan rumah mereka kekurangan listrik,†ujar seorang guru sekolah, Nasir Ahmad Hakimi.
Berdasarkan temuan awal, setidaknya 18.000 guru, ermasuk 10.000 perempuan di antaranya, belum menerima gaji selama empat bulan terakhir.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Herat, Shuhabuddin Saqib, mengatakan gaji satu bulan akan dibayarkan kepada para guru dalam beberapa hari mendatang.
Para pejabat mengatakan bahwa puluhan guru baru-baru ini meninggalkan Afghanistan karena krisis yang terjadi.
BERITA TERKAIT: