Selain itu, Afghanistan dan Tajikistan juga terlibat "perang" retorika. Di satu sisi Presiden Tajikistan Emomali Rakhmon berulang kali menyatakan dengan lantang bahwa dia menolak mengakui Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan. Rakhmon bahkan mengecam pengambilalihan kekuasaan pemerintah oleh Taliban dan menilainya sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Dia juga kerap menyinggung soal penyerbuan milisi Taliban ke Lembah Panjshir, yang merupakan basis kelompok penentang mereka, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Taliban juga telah memperingatkan Dushanbe agar tidak ikut campur urusan dalam negeri Afghanistan.
Di tengah situasi tersebut, Rusia mengambil sikap. Ditanya tentang kemungkinan meningkatnya ketegangan antara Tajikistan dan Taliban, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (7/10) bahwa Rusia akan mengambil tindakan paling tegas untuk membantu Tajikistan jika situasinya meningkat.
Menurut Zakharova, jika terjadi eskalasi situasi, pangkalan militer Rusia ke-201 di Tajikistan siap membantu negara dengan peralatan paling modern.
BERITA TERKAIT: