Secara khusus, Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan rasa kehilangannya atas kematian Deby yang ia sebut sebagai 'teman kuat' Prancis.
"Prancis kehilangan seorang teman pemberani," kata kantor Presiden Macron dalam pernyataannya, seperti dikutip dari
AFP, Rabu (21/4).
Deby yang belum lama ini terpilih kembali sebagai Presiden Chad, tewas saat berperang melawan pemberontak di Sahel pada Selasa (20/4) waktu setempat.
Kematian pemimpin berusia 68 tahun yang telah berkuasa di Chad selama tiga dekade itu dilaporkan akibat luka-luka yang dideritanya.
Pihak militer negara mengumumkan pada Senin (19/4) bahwa mereka berhasil menewaskan sekitar 300 pemberontak yang tergabung dalam Front for Change and Concord (FACT) Chad.
Dalam ucapan belasungkawanya itu, Macron menyerukan agar Chad membuat pembentukan badan militer sementara, serta mendesak agar negara itu segera kembali ke pemerintahan sipil lewat transisi damai.
Chad, yang secara resmi dikenal sebagai Republik Chad, adalah negara terkurung daratan di Afrika tengah-utara. Berbatasan dengan Libya di utara, Sudan di timur, Republik Afrika Tengah di selatan, Kamerun di barat daya, Nigeria di barat daya, dan Niger di barat.