Redam Perselisihan Gas Hidrokarbon, Israel-Yunani-Siprus Kerja Samakan Proyek Pipa Mediterania

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 03 Januari 2020, 12:25 WIB
Redam Perselisihan Gas Hidrokarbon, Israel-Yunani-Siprus Kerja Samakan Proyek Pipa Mediterania
Penandatanganan Proyek Pipa EastMed Pipeline/Net
rmol news logo Setelah sebelumnya Israel, Yunani, dan Siprus-Yunani menentang keras perjanjian penandatanganan batas-batas maritim yang disepakati oleh Turki dan Libya, kali ini ketiga negara tersebut unjuk kekompakan di Laut Mediterania

Di Ibukota Yunani, Athena, pada Kamis (2/1), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, dan pemimpin Siprus-Yunani, Nicos Anastasiades menyaksikan penandatanganan proyek pipa "EastMed Pipeline" untuk mengirimkan gas alam, utamnya hidrokarbon dari Mediterania timur ke Eropa.

Perjanjian sendiri ditantangani oleh masing-masing menteri energi tiga negara tersebut.

Menanggapi perjanjian tersebut, Turki langsung memberikan komentarnya. Menurutnya, perjanjian tersebut adalah langkah yang sia-sia karena telah mengecualikan Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC).

"Setiap proyek yang bertujuan untuk mengabaikan Turki di garis pantai terpanjang Mediterania timur dan bertujuan untuk mengabaikan orang-orang Siprus-Turki yang memiliki hak yang sama atas sumber-sumber alami pulau Siprus tidak akan berhasil," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki seperti dimuat TRT World.

Dalam pernyataan tersebut, Kemlu Turki menjelaskan, langkah sia-sia yang dimaksud merujuk pada rute paling ekonomis dan aman untuk membawa sumber daya alam di Mediterania timur ke Eropa adalah melalui Turki.

"Namun, mereka yang mencoba untuk menutup 'gerbang kerjasama' bagi kami dan Siprus-Turki jelas adalah beberapa negara yang mengejar tujuan politik yang ganas daripada kerja sama. Kami mengingatkan pemilik proyek bahwa tujuan kotor seperti itu tidak akan berlaku di masa depan karena mereka tidak berhasil di masa lalu," lanjut pernyataan Kemlu Turki.

Adapun EastMed Pipeline merupakan proyek pipa sepanjang 2.000 km yang diyakini mampu mengirim 9 hingga 12 miliar meter kubik gas per tahun dari cadangan lepas pantai antara Israel dan Siprus-Yunani untuk dikirimkan ke Italia dan negara-negara Eropa Tenggara lainnya.

Dalam rancangan yang diberikan, pipa sendiri akan berada di bawah laut dan daratan. Pertama pipa melewati lepas pantai Levantine Basin Israel ke Siprus-Yunani, Pulau Kreta dan daratan Yunani melalui bawah laut. Kemudian pipa yang berada di daratan akan mengalirkan gas ke Yunani barat laut sementara pipa di bawah laut akan mengalirkan gas ke Italia dan Eropa.

Selain digunakan untuk ekonomi, kerja sama ini dikatakan oleh Yunani sebagai proyek perdamaian. Dengan adanya aliansi ini maka akan mengubah dinamika geopolitik di kawasan. Pasalnya, cadangan gas hidrokarbon selama ini telah memicu perseteruan antara negara-negara Mediterania.

Adapun proyek EastMed Pipeline sendiri diperkirakan akan memakan biaya hingga 6,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 93 triliun (Rp 13.929/dolar AS). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA