Misalnya, langkah Kim Jong Un lebih dahulu mengumumkan keinginan negaranya melakukan denuklirisasi sebelum bertemu Presiden Republik Korea atau Korea Selatan, Moon Jaein, di Panmunjeom bulan April lalu memperlihatkan kecerdasan diplomasi pemimpin tertinggi Korea Utara itu.
“Mungkin terlihat dogmatik, tetapi diplomasi mereka cukup pintar (smart),†ujar pendiri Foreign Policy Community, Dino Patti Djalal, ketika menjadi pembicara dalam Rountable Discussion yang digelar The Habibie Center dan Kedubes Korea Selatan di Grand Hyatt, Selasa pagi (27/11).
Diskusi bertema High Hurdles, Higher Hopes? Embracing a New Era of Peace on the Korean Peninsula itu menghadirkan pembicara lain dari the Habibie Center dan Korean Institute for National Unification (KINU), Lee Sangsin dan Joung Eunlee.
Dutabesar Korea Selatan Kim Changbeom dan Direktur Eksekutif the Habibie Center, Hadi Kuncara, juga hadir dalam kegiatan itu.
Menurut Dino yang menjadi pembicara pertama, apabila Kim Jong Un mengumumkan denuklirisasi setelah dirinya bertemu dengan Moon Jaein, maka dia akan dinilai kalah dalam pembicaraan kedua pemimpin negara.
“Dia (Kim Jong Un) cerdas, penuh kejutan. Jangan menganggap remeh diplomasi Korea Utara,†ujar Dino yang bulan April lalu berkunjung ke Pyongyang.
Dino juga mengatakan, dari komunikasi dengan berbagai pihak di Korea Utara, dirinya percaya bahwa Korea Utara ingin mengakhiri isolasi panjang yang mereka alami, tetapi di sisi lain tidak ingin menjadi pihak yang dianggap lemah.
Dia memberi saran dalam menjalin komunikasi dengan pihak Korea Utara. Pertama, jangan menghakimi atau memberikan penilaian yang gamblang, memperlembut argumentasi dan mengedepankan hubungan kemanusiaan.
“Ini semua untuk mendapatkan kepercayaan dalam level tertentu dari mereka,†ujarnya lagi.
Sementara Dubes Kim Changebom yang membuka kegiatan, mengatakan bahwa sepanjang 2018 ini masyarakat internasional melihat perkembangan yang begitu dinamis terkait dengan pembicaraan damai Korea.
“Penuh kejutan, dan terkadang kita merasa mustahil untuk bisa memperkirakan apa hal berikutnya yang akan terjadi,†ujarnya.
Dubes Kim juga memuji peranan Indonesia dalam dialog antara kedua Korea.
Di bulan Agustus lalu, kedua Korea memanfaatkan Asian Games 2018 untuk membentuk tim bersama yang berhasil mendapatkan satu medali emas dan satu medali perak.
Lalu, dalam ASEAN Korea Summit di Singapura pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengusulkan agar Korea Utara diundang dalam pertemuan peringatan 20 tahun ASEAN Korea Summit yang akan diselenggarakan di Korea Selatan tahun depan.
“Presiden Moon Jaein berjanji akan menindaklanjuti usul Presiden Joko Widodo itu,†kata Dubes Kim.
Ia mengatakan bahwa ASEAN merupakan
partner yang ikut membantu proses
peace building di Semenanjung Korea.
[jto]