Begitu hasil studi Pentagon terbaru yang dirilis pekan ini. Laporan tersbeut tampa bertentangan dengan pandangan Gedung Putih mengenai pemanasan global.
Dalam studi tersebut ditemukan bahwa kekeringan, angin dan banjir yang terjadi karena alasan selain badai menduduki puncak daftar bencana alam yang membahayakan di 1.700 lokasi militer di seluruh dunia, baik basis militer besar hingga pos militer terdepan.
"Perubahan iklim berpotensi membentuk lingkungan tempat kita beroperasi dan misi yang harus kita lakukan," kata Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam sebuah laporan yang menyertai survei tersebut.
"Jika cuaca ekstrem membuat fasilitas penting kita tidak dapat digunakan atau memerlukan metode yang mahal atau padat tenaga kerja, itu adalah dampak yang tidak dapat diterima," sambung laporan yang sama seperti dimuat
The Guardian.
Studi yang dilakukan Pentagon ini fokus pada dampak iklim yang berubah terhadap semua instalasi militer Amerika Serikat di seluruh dunia, yang berjumlah lebih dari 3.500.
Aset yang paling sering rusak meliputi lapangan udara, infrastruktur energi dan sistem air.
John Conger, seorang analis kebijakan senior di Pusat Iklim dan Keamanan di Washington, mengatakan bahwa laporan tersebut oleh kongres menunjukkan minat yang meningkat oleh anggota parlemen terhadap risiko perubahan iklim terhadap keamanan nasional.
Temuan tersebut membuat militer berselisih dengan Donald Trump, yang telah berkali-kali meragukan temuan ilmiah utama tentang perubahan iklim.
Trump juga bahkan menarik Amerika Serikat dari kesepakatan Paris 2015 global untuk melawan perubahan iklim.
[mel]
BERITA TERKAIT: