Kelima orang bersenjata yang merupakan bagian dari kelompok militan al-Shabaab itu menggunakan seragam dinas intelijen dan tidak menarik kecurigaan saat mereka memasuki hotel di pusat ibukota Somalia pasca sebuah bom truk menghancurkan pintu depan.
Orang-orang bersenjata tersebut kemudian menahan pasukan keamanan selama lebih dari 12 jam, dan pergi ke kamar untuk menembaki tamu. Seorang menteri senior regional dan seorang ibu dengan ketiga anaknya yang diyakini oleh penyerang adalah keluarganya termasuk di antara korban tewas.
"Mereka memiliki kartu identitas yang memiliki informasi yang jelas seperti nama, peringkat dan foto sehingga tidak ada petugas polisi yang bisa menghentikan mereka," kata seorang perwira intelijen senior, Col Ahmed Yare
Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sheikh Ali Mohamed, seorang ulama yang selamat dari serangan di hotel tersebut melihat penyerang membunuh wanita dan anak-anak tersebut.
"Mereka kejam. Mereka bukan Muslim. Mereka tidak memiliki belas kasihan untuk kehidupan manusia," katanya seperti dimuat
The Guardian.
Serangan tersebut terjadi hanya dua minggu setelah sebuah bom besar menewaskan lebih dari 350 orang di Mogadishu, yang juga dipersalahkan pada al-Shabaab, dan menimbulkan pertanyaan serius untuk keamanan Somalia.
Penggunaan seragam dan kartu Intelijen Nasional dan Keamanan (NISA) juga akan menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan simpati terhadap gerilyawan di antara anggota tingkat rendah dari pasukan tersebut.
[mel]
BERITA TERKAIT: