Pemimpin umat Katolik sedunia itu mengunjungi pemukiman atau penampungan pengungsi di Castelnuovo di Porto, sebuah lokasi di luar Roma, Italia.
Diberitakan
Aljazerra, ada empat perempuan dan delapan laki-laki yang dipilih untuk dibasuh Paus. Para wanita itu terdiri dari seorang Italia yang bekerja pada pusat penampungan dan tiga migran beragama Kristen Koptik Eritrea. Para pria terdiri dari empat penganut Katolik asal Nigeria, tiga orang Muslim dari Mali, Suriah dan Pakistan, serta seorang pria Hindu dari India.
Tindakan itu adalah simbol perlawanan Paus Fransiskus terhadap sentimen anti-Muslim dan anti-imigran di tengah situasi Eropa yang mencekam akibat aksi terorisme di Brussel, Belgia pada Selasa lalu dan di Paris pada November tahun lalu.
Ritual pembasuhan kaki pada Kamis Putih adalah ritual yang meneladani kasih Yesus Kristus yang membasuh kaki 12 muridnya di malam sebelum ia diserahkan kepada para pemuka Yahudi untuk disalibkan.
Peraturan Vatikan sebelumnya mengatur hanya kaum lelaki beragama Katolik yang bisa berpartisipasi dalam ritual pembasuhan kaki.
Namun, Paus Fransiskus yang dikenal membawa banyak perubahan pada peraturan tradisional Gereja Katolik Roma, mengubah peraturan itu dan secara eksplisit mengizinkan perempuan dan anak-anak untuk berpartisipasi.
Norma-norma baru Gereja Katolik Roma menyebut siapa pun dari "umat Allah" bisa dipilih untuk berpartisipasi dalam upacara pembasuhan kaki.
[ald]
BERITA TERKAIT: