Dalam Kongres Luar Biasa FIFA di Swiss, Jumat malam (27/2), ia mendapat suara dari 115 orang, sedangkan saingannya Sheikh Salman bin Ebrahim Al-Khalifa hanya mendapat 88 suara. Sisanya, 4 suara diperoleh Prince Ali Al Hussein dan 0 suara untuk Jerome Champagne.
Sebelumnya, putaran pertama pemungutan suara gagal menentukan pemenang, meskipun Infantino memimpin dengan 88 suara.
Terkait itu, sanksi FIFA kepada Indonesia, dan Kuwait diduga merugikan pencaloÂnan Sheikh Salman yang merupakan Presiden AFC.
Dua negara yang notabene anggota AFC masih terkena larangan FIFA memberikan hak suaranya. Tentunya, ini akan mengurangi dukungan Salman yang telah mendapat dukungan dari komite eksekutif AFC dan sedang mengincar blok dukunÂgan dari Asia melawan Gianni Infantino.
Untuk bisa menang di puÂtaran pertama konggres FIFA, para kandidat memerlukan dua pertiga suara mayoritas, meskipun sulit diraih kandidat manapun, sehingga pemilihan dapat berlangsung dalam dua putaran.
Dengan dua anggota yang disÂkors, berarti tinggal 207 anggota FIFA lainnya berhak mengikuti pemungutan suara pada kongres di Zurich.
Infantino menggantikan Blatter, yang telah memimpin FIFA sejak tahun 1998, dan menyatakan mundur tahun lalu. Blatter kemudian diskors dari sepak bola selama enam tahun karena melanggar etika.
Infantino adalah seorang pengacara berusia 45 tahun dari Brig, Swiss. Menariknya, kampung halamannya terletak tak jauh dari dari kampung halaman Blatter di Visp.
Ia masuk ke pemilihan ini ketika presiden UEFA, Michel Platini, tidak bisa maju ke pemilihan. Blatter dan Platini sama-sama dinyatakan bersalah melanggar etika terkait kerjasamanya pada 2011.
"Saya akan bekerja tanpa lelah untuk membawa sepakbola kembali ke FIFA dan FIFA kembali ke sepak bola," kata Infantino, dikutip dari
BBC."Kita akan mengembalikan citra positif FIFA dan kehormatan FIFA, " kata Infantino, dikutip
Aljazeera, mengacu pada penyelidikan suap dan korupsi yang telah mengguncang badan sepak bola itu.
[ald]
BERITA TERKAIT: