Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

Bamsoet: Tidak Ada Dalam Sejarah, Narkoba Hasilkan Pahlawan Bangsa

Laporan: Widian Vebriyanto | Kamis, 07 Maret 2019, 07:38 WIB
Bamsoet: Tidak Ada Dalam Sejarah, Narkoba Hasilkan Pahlawan Bangsa

Bamsoet/Net

Tren penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa memang telah menurun, tapi jumlahnya masih terbilang cukup tinggi.

Begitu kata Ketua DPR Bambang Soesatyo saat mengisi Pembekalan Umum Siswa SMA Negeri 14 Jakarta, Rabu (6/3).

Diuraikannya, tahun 2016laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Badan Narkotika NAsional (BNN) mencatat 8 dari 100 pelajar dan mahasiswa memakai Narkoba.

“Angka ini menurun menjadi 7 dari 100 di 2009, kemudian 4 dari 100 di 2011, dan 3 dari 100 di 2016. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pernah melaporkan dari 87 juta populasi anak di Indonesia, 5,9 juta di antaranya pernah memakai Narkoba," tutur Bamsoet.

Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini memaparkan, data hasil survei BNN tahun 2017 menunjukkan bahwa pengguna narkoba di Indonesia jumlahnya mencapai 3,3 juta, dimana 24 persen di antaranya dari kalangan pelajar.

Sedangkan data World Drugs Report tahun 2016 menunjukkan seperempat dari jumlah penduduk dunia usia 15 hingga 64 tahun atau 1 dari 20 orang dewasa telah mengkonsumsi satu jenis narkoba. Selain itu, terdapat 207.400 kasus kematian yang diakibatkan penyalahgunaan Narkoba di dunia.

"Temuan survei ini tentu sangat memprihatinkan kita semua. Pelajar yang seharusnya fokus mengejar cita-cita, justru harus kehilangan masa depan karena terjerumus ke dalam tindak penyalahgunaan narkoba," tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menyadari ada banyak faktor yang menyebabkan seorang pelajar terlibat penyalahgunaan narkoba, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Semisal, minimnya pengawasan orangtua, tidak harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak, maupun akibat pergaulan bebas. Apa pun faktor penyebabnya, penyalahgunaan Narkoba membawa dampak buruk bagi pemakainya, baik gangguan fisik maupun psikis.

"Dalam konteks ini, pendidikan merupakan salah satu unsur yang memegang peran penting dalam kampanye anti narkoba. Orang tua dan pendidik berperan sangat besar untuk pencegahan maupun penanggulangan penyalahgunaan narkoba," tandas Bamsoet.

Bagi Dewan Pakar KAHMI ini, tanggung jawab untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik ada di pundak semua pihak, termasuk generasi muda. Sudah saatnya generasi muda bangkit dan mengambil peran dalam pembangunan sesuai dengan porsinya.

"Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya dan jauhilah narkoba. Tidak ada dalam sejarah bahwa narkoba menghasilkan seorang pahlawan bangsa. Hanya dengan kemauan keras untuk berprestasi dan menjauhi narkoba, generasi muda dapat memberikan sumbangsih bagi bumi pertiwi," pungkas Bamsoet.
1xx

Kolom Komentar

Artikel Lainnya

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)