Rupiah Menguat, Ketua DPR: BI Tetap Antisipatif
Laporan: Sukardjito | Senin, 19 November 2018, 01:21 WIB

Kendati nilai tukar rupiah menguat sejak awal pekan ketiga November 2018, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus tetap antisipatif.
"Nilai tukar valuta masih akan fluktuatif karena pasar uang terus dibayang-bayangi oleh rencana bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), menaikkan suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), hingga tahun 2019 mendatang," papar Ketua DPR Bambang Soesatyo, kemarin (Minggu, 18/11)
Diketahui, akhir pekan kedua November 2018, rupiah digambarkan sebagai valuta paling perkasa di Asia karena mengalami penguatan sampai 70 poin, atau 0,48 persen terhadap dolar AS. Pada Jumat (16/11), nilai tukar rupiah sudah memasuki level Rp 14.595 dan Rp 14.665.
"Memang, proses penguatan rupiah saat ini berhasil menumbuhkan optimisme berbagai kalangan. Namun, nilai tukar valuta diperkirakan masih akan fluktuatif karena pasar masih terus mengantisipasi langkah-langkah the Fed berikutnya," tambah Bamsoet.
Menurut Bamsoet, baik BI maupun pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipatif guna meminimalisir potensi arus keluar dana asing (
capital outflow). Namun, jauh lebih penting adalah menyiapkan efektivitas strategi berkomunikasi dengan publik agar depresiasi rupiah berikutnya dan capital outflow tidak menimbulkan kegelisahan publik.
"Ketika perekonomian global masih menghadapi ketidakpastian seperti sekarang ini, menjaga optimisme publik menjadi sangat penting," demikian Bamsoet.
[jto]