Rencana pemerintah membatalkan Pekan Olahraga Nasional (PON) Remaja 2017 di Jawa Tengah mendapat penolakan keras dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra.

Pihaknya menyesalkan keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang memandang keberadaan agenda itu hampir sama dengan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas).

Sutan menilai, jika efisiensi anggaran menjadi alasan Kemenpora meniadakan event tersebut, hal itu menunjukkan dangkalnya pemahaman pemerintah tentang fungsi dan sasaran dari PON Remaja.

"Event ini penting untuk menghasilkan atlet potensial untuk level senior. Menpora terlalu memandang sempit PON Remaja dan Popnas sebagai event yang sama," tegas Sutan, Selasa (8/11).

Menurut politikus Fraksi Partai Gerindra itu, akan ada kekosongan pembinaan di level junior dengan meniadakan PON Remaja. Padahal, agenda itu juga berfungsi mempersiapkan atlet untuk diturunkan di Asian Youth Games dan Youth Olimpic Games 2017. Sedangkan POPNAS lebih dipersiapkan untuk Asian School Games.

Politisi asal daerah pemilihan Jambi itu meminta Menpora melibatkan KONI Pusat untuk memberi masukan dan pertimbangan.

Sebelumnya diketahui bahwa Kemenpora berencana membatalkan pelaksanaan PON Remaja 2017 di Jawa Tengah karena alasan efisiensi anggaran. Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya harus memilih salah satu antara PON Remaja atau Popnas.

Dipilihnya Popnas karena kejuaraan ini mempertandingkan cabang olahraga yang banyak dipertandingkan pada kejuaraan-kejuaraan internasional.

Memang semua ada plus minusnya. Tapi harus segera punya sikap terkait hal ini. Kami juga akan mengirimkan surat ke Gubernur Jawa Tengah supaya persiapan yang dilakukan tidak terlalu jauh. Mumpung masih segini,” jelas Gatot. [ald]