Roro Fitria, Lambaian Tangan Terakhir Ibunda

Selasa, 16 Oktober 2018, 11:07 WIB
Roro Fitria, Lambaian Tangan Terakhir Ibunda
Roro Fitria/Net
rmol news logo Sebelum masa kritis, ibunda bersikeras mau datang ke pengadilan dan berkali-kali panggil 'Mbak Roro". Tidak sempat melihat jenazah saat disalatkan, akhirnya Roro mendapat izin keluar dari pihak pengadilan dan kejaksaan.

 Nasib Raden Roro Fitria Nur Uta­mi sungguh pedih. Saat sedang dipenjara dan menanti proses hukum karena kasus narkoba, ia ditinggal pergi Retno Winiangsih Yulianti. Sang ibunda meninggal dunia, kemarin pagi.

"Dari rumahnya Roro yang di Patio, bunda itu sesak sejak sore (Minggu). Jadi asisten pribadi ke sana jam 06.00 sore," ungkap pengacara Roro, Asgar Sjafie. "Pas dibawa ke rumah sakit masih sadar, masih bicara. Han­ya saja sekitar jam tiga pagi kita sudah calling-callingan, sudah kritis keadaannya," jelasnya.

Tentu kepergian sang ibunda bagai sambaran petir untuk Roro. "Dia histeris, pingsan," kata Asgar.

Sebelumnya, almarhumah selalu setia mendampingi Roro menjalani sidang kasus narkoba. Seharusnya, Roro pun dijadwalkan menghadiri persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Sebelum meninggal, Retno teringat pada sang anak. "Iya (ingin datang sidang). Cuma habis itu kan aku kan enggak boleh nemenin, tetap saja manggilin mbak Roro. Aku bilang, kata mbak Roro, ibu harus sehat biar nanti agar ini. Ibu tidur," ucap asisten Roro, Hesti Valentina.

Tak lama setelah mengu­tarakan keinginannya tersebut, keadaan Retno menurun drastis. "Jam 05.00 WIB itu mulai kritis. Habis azan dipanggil dokternya, dadanya masih ditekan alat pemicu jantung sama dokter. Pokoknya gitu. Jam 06.30-an ibu enggak ada," papar Hesti.

Dari penuturan Asgar, Roro ber­temu dengan almarhumah pekan lalu saat sidang. Bahkan ibunda sempat melambaikan tangan pada bintang film Bangkitnya Suster Gepeng ini. "Sidang terakhir itu jadi nyai, bunda Roro melambaikan tangan, tapi karena tangannya bekas stroke, jadi nyai bilang yang sebelah kiri aja enggak usah yang sebelah kanan. Itu terakhir nyai bertemu, Kamis kemarin," ungkap Asgar.

Sang sosialita histeris mend­engar kabar ibundanya mening­gal. Mengingat, Roro menjadi anak yang paling dekat dengan almarhumah. "Roro pertama kali dengar enggak bisa suara, nyai enggak bisa katakan apa-apa, his­teris. Itu aja dari nyai. Nyai mau ketemu pun susah, karena ada prosedur dari Lapas, pengadilan dan Kejaksaan," paparnya.

Setelah dimandikan dan dika­fankan, jenazah Retno Winingsih dimasukkan ke dalam peti lalu disalatkan oleh keluarga dan orang terdekat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Saat momen sedih itu, Roro tidak bisa datang lantaran belum mendapat izin. Namun eks model majalah dewasa ini akhirnya mendapat izin keluar dari pihak pengadilan dan kejaksaan.

"Berdasarkan kemanusian. Kami sudah tahu pengadilan pasti beri izin, tapi kan ada prosedur, ada step, dan langkah-langkah," ucap Asgar.

Retno sempat mendampingi Roro saat menjalani sidang pada 10 Oktober lalu. Kala itu, Roro dan ibunya menyempatkan diri untuk mengaji bersama. "Jadi setiap habis salat selalu zikir bersama. Jadi saya sangat merindukan momen-momen itu jadi saya setiap persidangan selalu sempatkan ngaji bersama dengan mama," beber pesinetron Islam KTP ini. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA