Wanita 25 taÂhun ini bekerja untuk U.S. Nuclear RegÂulatory ComÂmission. Ia lahir di Italia lalu dibesarÂkan di VirÂginia Beach, AS. Masuk ke jenjang kuliah, McÂCullough mengambil studi ilmu nuklir di South Carolina State UniÂversity.
Pada malam final yang digelar di Mandalay Bay Events Center, Nevada, Minggu (14/5), McÂCullough memukau juri dengan pemikirannya yang intelektual saat menjawab pertanyaan seputar isu sosial yang tengah hangat belakangan. Salah satu pertanyaannya terkait feminisme. "Bagaimana pendapat Anda soal feminisme, dan apakah Apakah Anda menÂganggap diri sebagai seorang feminis?" demikian pertanÂyaan dari juri kepada wanita berdarah Afrika-Amerika itu, seperti dikutip
Washington Post. "Sebagai wanita ilmuwan yang bekerja di pemerintahan, aku ingin mengubah konÂsep feminisme menjadi kesÂetaraan," ujar McCullough. Ia mengaku bukan feminis garis keras tapi percaya bahwa setiap wanita memiliki kesempatan yang sama dengan pria, teruÂtama di dunia kerja.
"Aku telah menyaksikan dampak positif dari para wanita pemimpin di bidang kesehatan dan lingkup pemerintahan. Jadi sebagai Miss USA, aku berÂharap dapat mempromosikan kepemimpinan yang bertangÂgung jawab dan mengglobal bagi para wanita di seluruh dunia," beber McCullough.
Di ajang yang kali ini meÂmasuki tahun ke-66, McÂCullough berhasil menyisihÂkan 50 kontestan dari seluruh penjuru Amerika. McCullough mengaku tak pernah menyangÂka akan dinobatkan sebagai Miss USA mengingat keiÂkutsertaannya bermula dari sebuah keisengan. ***