"Sebenarnya aku miris liat kondisi anak-anak Indonesia kini karena kurangÂnya ruang bagi anak-anak mengeksplore bakat yang mereka miliki khususnya di bidang musik. Itu yang lantas membuat anak Indonesia kini lebih cepat matang sebelum usianya sehingga kenakalan di Indonesia yang dilakukan anak-anak meningkat," tutur Agnez.
Pelantun
Coke Bottle ini menyadari, waktu jadi penyanyi cilik, teknologi inÂformasi belum semaju sekarang. Namun saat ini anak-anak bisa dengan mudah bisa mengakses musik.
"YouTube belum ada dan banyak yang belum ngetop. Kalau sekarang kan perkembangan zaman dan banyak referÂensi didengar," tandas Agnez.
Segala keuntungan ini mestinya bisa berdampak positif untuk dunia musik Indonesia, yakni dengan bertambahnya variasi karakter vokal yang terbentuk.
"Jadi warna vokal anak ini atau calon bintang ini sangat variatif. Itu satu yang baik, karena perkembangan zaman, aliran musik makin banyak, dan semakin variÂatif," ucap Agnez.
"Kalau dulu penyanyi cilik dituntut harus lagu anak-anak sehingga merÂeka bisa menularkan sifat ke kanak-kanakannya kepada yang lain sehingga mereka nggak cepat dewasa," lanjut pacar pebasket Wijaya Saputra ini.
Meski sekarang menjadi salah satu coach di ajang pencarian bakat itu, AgÂnez tak mau memaksakan keinginannya kepada para peserta.
"Kita nggak bisa maksain anak-anak unÂtuk mengikuti keinginan kita. Yang penting buat aku anak-anak memahaman kategori lagu anak-anak dan dewasa itu apa. Kalau referensi kita zaman dulu, lagu anak-anak itu kan pop dan sedikit chizy. Sementara musik sekarang kan banyak komponennya, jadi mungkin aku berusaha menjelaskan pemahaman kategori anak-anak mungkin liriknya aja," beber Agnez yang baru merilis single balada, Sebuah Rasa.
Selama proses audisi, Agnez dibuat kaget karena banyak sekali anak IndoneÂsia yang memiliki bakat menyanyi yang besar. "Kita duduk kan membelakangi mereka, pas muter bangkunya, sudah sampai bingung banget. Karena suaranya kayak gini datangnya dari anak-anak kecil," kisahnya.
Itu salah satu sebab lain ia bersemangat menjadi salah satu coach.
"Aku sendiri apa yah, mungkin kelengÂkapan kalau segi suara sih teknik, harus ada di satu level tertentu. Kan banyak faktor dan elemennya supaya suaranya sampai ke coach," seloroh pesinetron Pernikahan Dini ini.
Audisi telah dilakukan di delapan kota besar yakni Makassar, Yogyakarta, BandÂung, Manado, Ambon, Medan, Surabaya dan Jakarta. Dari ribuan peserta audisi telah terpilih sekitar 150 anak berusia 9 sampai 15 tahun untuk ikut blind audiÂtion. Anak-anak pada babak tersebut akan didampingi oleh tiga coach yakni Agnez Mo, Tulus, dan Bebi Romeo.
"Kemampuan tiga coach ini telah teruji. Dengan pengalaman dan kualitas mereka dipastikan pemenang juga akan bagus dan diharap bisa sukses seperti mereka," kata Hendry Wijadi, VP MarÂketing Global TV. ***
BERITA TERKAIT: