"Kalau membahas awalÂnya gimana sampai saya didiagnosa. Sebelum saya cerita, intinya saya sharing bukan sebagai Marshanda. Bukan sebagai
public figÂure. Tapi sebagai Chacha," ujarnya, kemarin.
"
To be honest , seru perÂjalanannya. Aku didiagnosa 2009. Fase nggak mau teriÂma dan deniÂal tahun 2009- 2013. SemÂp at menyalahkan orang-orang. Tahun 2009 mama sering email aku tentang bipolar disorder,
forward ke aku. Tapi aku nggak pernah baca dan langsung hapus," kisah pesinetron Bidadari dan KiÂsah Kasih di Sekolah ini.
Selama empat tahun laÂmanya, Chacha menutup diri atas sakit yang ia derita. Ia merasa baik-baik saja dan semua masalah yang ia alaÂmi adalah kesalahan orang lain. Sampai pada akhirnya, ia terketuk untuk mengetaÂhui, apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
"Tahun 2013 aku ikut workshop pengembangan diri. Terapi. Bahkan ikut pelatihan dasar konseling dan terjun di dunia itu. Pada 2013 akhirnya aku mulai berani mempelajari diriku. Bipolar itu apa," urainya.
Dikisahkan lagi, tak mudah untuk menerima apa yang kini ia alami. Namun ia berusaha unÂtuk mencari cara tepat untuk mengatasinya. Termasuk berdiskusi dengan teman yang juga mengidap bipolar disorder.
"Aku banyak bergaul. Cari
support sistem yang tepat. Karena nggak seÂmua tempat jadi tepat. Justru temen samÂpai ada yang sewa kamar hotel dua hari buat luapin emosinya. Dia bilang, 'Cha, gue kalau mau ngamuk sewa aja kamar hotel dua hari. Gue bebas mau ngamuk atau acakin kamar, lemÂpar bantal atau segala macam. Nggak ada yang lihat gue, ngÂgak ada yang tahu. Gue bisa lakuin apa aja sendiri, luaÂpin ekspresi gue'," ungÂkapnya. ***