Bintang
V for Vendetta dan Black Swan ini memang memilih Israel sebagai lokasi pembuatan film biografi tersebut. Pihak ortodoks Yahudi dikabarkan ‘mengamuk’ pada Portman karena mereka tidak diberitahu sebelumnya akan adanya pembuatan film arahan sang artis.
Isi surat bernada keras yang ditujukan kepada wali kota pun disebarkan ke beberapa media demi bisa membuktikan bahwa amarah warga ortodoks benar-benar sudah tidak terbendung lagi.
“Syuting film berada di lokasi yang sensitif serta berjarak dekat dengan Sinagog dan Yeshivas, harus diperiksa untuk memastikan bahwa tak ada satupun yang merasa dirugikan,†tulis salah satu warga, seperti dikutip dari Variety, akhir pekan lalu.
Pihak dari kantor Walikota Nir Barkat pun menyempatkan diri untuk bertemu Portman di lokasi. Salah satu perwakilan bernama Brachie Sprung mengaku bahwa ia tidak menerima surat komplain yang dimaksud.
Bahkan, dia juga mengaku bahwa kru film tidak mendapat teguran maupun masalah apapun mengenai pembuatannya.
A Tale of Love and Darkness berkisah mengenai riwayat Amos Oz, seorang penulis, jurnalis dan advokat untuk solusi bagi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
“Dia (Portman) membaca kisah
A Tale of Love and Darkness dan meminta izin untuk menyadur kisah itu dalam film sekitar lima atau enam tahun yang lalu,†ungkap Oz.
“Saya setuju karena merupakan penghargaan tertinggi bagi karya saya. Ia seorang artis hebat,†imbuhnya.
Portman dilahirkan di Yerusalem dari ayah seorang warga Israel dengan ibu asal Amerika, tetapi ia dibesarkan di Amerika Serikat. ***