Setelah melalui proses sidang yang panjang dan bertele-tele, Kiki Amalia akhirnya resmi menjadi jandanya pesepakbola Markus Horison. Sayang, mereka masih meributkan harta gono-gini.
“Akhirnya putusan dipenuhi, Markus resmi bercerai dengan Kiki,†ungkap pengacara Markus Sangap Surbakti, ditemui usai sidang di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, kemarin.
Sangap mengatakan, kliennya saat ini sedang berada di Papua. Dia belum mengetahui apakah Markus sebagai penggugat menerima semua yang diputuskan hakim. Termasuk tentang uang
iddah (tunggu), mut’ah (pisah) dan harta gono-gini, berupa mobil Mazda CX 7.
“Kalau diterima atau tidak, belum tahu. Dia mau banding atau nggak, masih belum tahu, karena saya belum menyampaikan semuanya ke Markus,†kata Sangap.
Setelah gugatan cerai dikabulkan, Markus harus melaksanakan ikrar talak untuk mengikuti prosedur perceraian.
“Ikrar talak masih belum tahu kapan, tapi apapun keputusan (pengadilan), dia sudah siap, diselesaikan baik-baik. Targetnya pisah saja,†cetus Sangap.
Beberapa waktu lalu, kuasa hukum Kiki Amalia mengatakan bahwa kliennya akan hadir saat sidang putusan digelar. Selain untuk mendengarkan putusan, rencananya, Kiki akan memberikan penjelasan mengenai berita-berita miring seputar dirinya.
Meski demikian, kemarin tak terlihat kehadiran pemain film
Mas Suka Masukin Aja dan
Tragedi Penerbangan 574 itu di ruang sidang. Ia hanya diwakili kuasa hukumnya, Aulia Fahmi. Awalnya Kiki ingin hadir, namun karena ada acara mendadak, akhirnya tak jadi datang.
“Dia tadinya mau datang sekaligus klarifikasi berita-berita yang ada. Tapi karena ada acara mendadak, dia tidak bisa hadir. Tapi di lain waktu mbak Kiki bersedia jika diminta klarifikasinya,†jelas Fahmi.
“Bukan membeberkan yang menyudutkan salah satu pihak, tapi lebih karena berita yang miring tentang Kiki. Yang pertama mengenai pengajuan gugatan, waktu itu berita yang berkembang Kiki yang gugat, padahal pihak Markus. Lalu permasalahan orang ketiga dan harta bersama,†sambung sang pengacara.
Setelah sidang selesai, Fahmi langsung menghubungi Kiki. “Dia bilang
Alhamdulillah cerai sudah diputus dan hak iddah dan mut’ahnya dikabulkan hakim,†lanjutnya.
Nafkah iddah dan mut’ah yang diminta Kiki akan diberikan saat ikrar talak dibacakan. “Sesuai gugatan balik kita mengenai dua hal, yaitu nafkah iddah, mut’ah dan harta bersama, yaitu mobil. Iddah sebesar Rp 10 juta, juga mut’ah Rp 5 juta. Mut’ah hanya dikabulkan setengah dari hakim, pihak Kiki mintanya Rp 10 juta,†terang Fahmi.
Mengenai harta bersama berupa mobil Mazda, menurut Fahmi, hakim belum bisa memutuskan dan menyarankan untuk dilanjutkan di luar sidang.
Deadlock soal harta ini sebenarnya sudah berlangsung lama.
“Harta, kami dari kuasa hukum seringkali coba berbagai cara dan fasilitas. Tapi dari pihak Markus masih tidak ada itikad baik untuk menyelesaikan. Makanya kami memilih selesaikan di pengadilan,†tutur Fahmi dalam persidangan sebelumnya.
Aulia juga menegaskan, Kiki hanya menginginkan tetap pisah dari Markus. Soal mobil yang pernah diributkan, Kiki tak mempersoalkannya kembali. “Tapi konsekuensi dari perceraian harta dibagi. Dari pihak sana terus menahan, Kiki nggak minta,†cetus Fahmi.
Dalam sebuah acara televisi, medio Januari lalu, Kiki blak-blakan menyebut suaminya gemar selingkuh. “Hal ini bukan yang pertama,†ujar Kiki.
Menurut penuturan bekas pacar Hengky Kurniawan ini, ulah suaminya yang gemar bermain hati dengan perempuan lain itu sudah dilakukan sejak awal pernikahan.
“Dari empat bulan pertama pernikahan juga sudah mulai begitu (berselingkuh). Aku sudah janji ingin menikah seumur hidup. Apapun yang suamiku lakukan aku terima,†ujarnya.
Markus pun sempat membantah pernah mengusir Kiki ketika masih menetap di Medan. Melalui Sangap Surbakti, Markus tak bermaksud mengusir. Namun, dia tak memungkiri bila masalah ekonomi jadi salah satu faktor pemicu perseteruan pasangan itu.
“Yang namanya kehidupan, apalagi rumah tangga, butuh dapur mengepul. Itu tak bisa dipungkiri. Apalagi sebagai kepala rumah tangga, yang bergantung pada satu profesi, satu sumber ekonomi,†ungkap Sangap.
Masalah ekonomi Markus ketika di Medan cukup memprihatinkan. Kontrak di klubnya yang tidak jelas menyebabkan eks kiper Timnas itu tak mendapat gaji sampai delapan bulan lamanya. [Harian Rakyat Merdeka]