Filantropi Witoko, Pantang Bugil!

Senin, 07 Januari 2013, 09:00 WIB
Filantropi Witoko, Pantang Bugil!
Filantropi Witoko

rmol news logo Lagi mempertimbangkan puluhan tawaran main film. Tak mau dihujat masyarakat Indonesia.

Filantropi Witoko menjadi satu-satunya perwakilan Indo­ne­sia di ajang kompetisi Asia’s Next Top Model. Sayangnya, ia harus tereli­minasi di episode keempat kontes yang dirintis supermodel Tyra Banks itu. Ke­se­dihan pe­non­ton dirasakan pula oleh Filantropi.

    “Jujur sebagai manusia, ke­cewa banget waktu dielimi­nasi. Aku ke sana untuk menang, bukan kalah,” ujar Filant.

Cewek manis kelahiran Jakarta 6 Februari 1988 ini mulanya yakin bisa bersaing de­ngan kontestan lain. Ia punya kelebihan namun bu­kan fisik, apa itu?

“Aku sudah lumayan lama ber­ada di industri ini. Aku perhatikan pe­serta yang lain, memang me­reka punya wa­jah cantik dan tu­buh ramping, tapi attitude-nya ku­rang. Mereka sering mengeluh di be­lakang. Dunia ini kecil dan omo­ngan buruk pasti akan sam­pai ke telinga desainer,” terangnya.  

Namun kemudian, Filant mulai ber­pikir ulang lantas mengubur ke­kecewaannya jadi rasa syukur. Ia menyadari, ternyata ajang yang dijuri sekaligus dimentori Nadya Hutaga­lung itu membawa berkah tersendiri.

“Bisa menjadi batu loncatan dan karier aku meluas, bukan di dunia modelling saja,” ucap mo­del yang dipayungi B Model Management ini.

Kini Filant mendapatkan ba­nyak ta­waran pekerjaan. Tak ha­nya di dunia modelling, beberapa produc­tion hou­se juga mena­warinya peran di film.

“Puji Tuhan banyak ya kerjaan­nya. Malah belum liburan, ba­nyak pang­gilan, tawaran yang ba­ru, mudah-mudahan berjalan de­ngan lancar,” tandasnya..

“Tapi kan segala sesuatunya harus casting dulu, ada audisi, di model­ling pun begitu,” lanjutnya.

Filant ingin mencoba hal baru. Ia menyempitkan pilihan pada film la­yar lebar dibanding FTV atau si­netron. Ia menolak film horor esek-esek. “Kalau aktingnya jatuh sayang banget. Image itu penting,” ujarnya mantap.

Namun Filant tak seperti model lain yang menganggap pose buka-bu­kaan sebagai salah satu bagian pro­fesio­nalisme. Ogah vulgar jadi pedo­man hidupnya yang mendarah daging.

“Dari pengalaman, aku harus te­gas. Karena kalau sekali saja tam­pil seperti itu misalnya di ma­jalah A, nanti kalau di majalah B kita me­nolak, jadi nggak enak. Kenapa di sana mau di sini nggak, seperti itu,” tutur dara yang hobi membaca dan travelling ini.

Dia bertekad akan terus tampil so­pan di setiap penampilannya di Ta­nah Air. Dari­pada dihujat banyak orang, dia berprinsip ebih baik tidak pernah melakukannya.

“Aku tak mau dihujat beribu-ribu manusia di Indonesia,” selorohnya.

Filant mengaku pernah diejek soal nama hingga rasnya. Namun, dia tidak mau serius dalam menanggapi anggapan negatif tersebut.

“Komentar negatif paling masalah nama. Yang kedua paling, ‘wakil dari Indonesia kok Chi­na sih?’ Terus aku China, tapi bokap Jawa terus kenapa? Salah aku berdiri sebagai wakil Indo­nesia? Memang nyokap China, tapi aku pernah ngobrol sama Oma dari mama katanya juga ada keturunan Dayak,” bebernya. [Harian Rakyat Merdeka] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA