Cindy Claudia Harahap meÂngaku telah menjadi korban maÂlapraktik Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan. Nyawa pesinetron dan penyaÂnyi senior ini hampir melayang akiÂbat pihak RSPI salah menÂdiagÂnosa penyakit yang dideÂritanya, beberapa bulan lalu.
“Saya 40 hari dirawat, saya sudah hampir mati. Karena salah diagnosa dari RSPI. Tetapi biarlah kesehatan saya sudah membaik saat ini,†ungkap Cindy, kemarin.
Diakui Cindy, penyakit seÂbenarnya baru diketahui seÂteÂlah dia berobat ke SingaÂpura. Padahal sebelumnya, pihak RSPI mengatakan dia menderiÂta infeksi usus, bahkan telah melakukan tindakan operasi. Namun hasilnya tetap nihil.
“Saya nggak tahu karena nggak sadar saat itu. Saya diÂkaÂtakan infeksi usus. Maka oleh dokter perut saya dibuka, usus saya dikeluarin dan diÂbersihin. Ternyata nggak memÂbaik, maÂlah semakin parah. Saya ke dokÂter Pluit, tetapi nggak beÂrani, karena sudah dibuka oleh RSPI. Akhirnya saya ke SingaÂpura. Dua jam saya di sana sudah ketahuan sakit saya apa, yaitu infeksi kandungan,†uraiÂnya kesal.
Akibat kejadian itu, Cindy dan suaminya, Thoriq Eben Mahmud, berniat menuntut RSPI. Karena hampir mengÂhilangÂkan nyawa seseorang, maka RSPI pantas mendapat ganjaran yang setimpal.
Semua pengakuan Cindy tadi direspons miring oleh pihak RSPI. Mengaku kecewa, humas RSPI, Karina menilai kurang layak Cindy menguÂtarakan keluh kesah kepada media. Dia berharap masalah bisa diselesaikan secara baik-baik. “Harusnya Cindy jangan berbicara ke media, tapi langÂsung kepada kita,†sesal Karina saat ditemui wartawan di RSPI, kemarin.
Menurut dia, RSPI akan selalu terbuka dengan keluÂhan-keluhan pasien. Mereka akan menanggapi semua komplain dari pasiennya.
“Kalaupun ada komplain seharusnya langsung datang ke sini, jangan berbicara ke meÂdia,†tutup Karina. [Harian Rakyat Merdeka]
< SEBELUMNYA
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: