“Aku suka banget tantangan. Aku pengennya sih dapat main film drama atau action,†kata Virda kepada
Rakyat Merdeka di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sekalian nyemplung, untuk film yang bagus Virda mengaku berani jika harus beradegan ranjang.
“Kalau emang adegan ranjang itu dibuÂtuhkan dan sesuai dengan ceritanya, kenapa nggak. Tapi kalau mengada-ngada dan ceÂritanya nggak jelas, aku nggak mau. SekaÂrang kan banyak adegan tiba-tiba telanjang tanpa ada cerita yang jelas,†ucapnya.
Salah satu impiannya dalam berakting adalah memerankan tokoh pelacur. Ia meÂngaku sedang mencari kesempatan untuk bisa berakting sebagai pelacur dalam seÂbuah film.
“Nggak semua pelacur orientasinya seks. Ada yang emang terpaksa. Dan aku pengen banget meranin sosok pelacur bukan yang hanya menjual badannya ke lelaki hidung belang, tapi karena terpaksa,†kata Virda.
Ketimbang memanjakan penonton film Indonesia dengan adegan vulgar di film horor, Virda lebih baik memerankan tokoh pelacur di film bergenre sosial.
“Dengan itu, masyarakat nggak cuma bisa nontonin paha sama dada di film horor aja. Tapi mereka juga diingatkan soal keberaÂdaan kaum wanita tertindas yang harus mencari nafkah di situasi serba susah seÂperti sekarang,†jelasnya.
[rm]