Mengutip data
Bloomberg, mata uang Garuda itu melemah 55,70 poin atau minus 0,34 persen dari perdagangan sebelumnya.
Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan, melemahnya kurs Rupiah ini dipengaruhi oleh deflasi sebesar 0,37 persen pada bulan Mei 2025.
"Deflasi ini menjadi alarm bahaya bagi ekonomi Indonesia," kata Ibrahim saat berbincang dengan
RMOL.
Di samping itu, Treasury AS dan Dolar juga disebut tertekan oleh kekhawatiran tingkat utang Negeri Paman Sam yang meningkat.
"Sementara fokus tertuju pada RUU pemotongan pajak kontroversial didukung oleh Presiden Donald Trump yang baru-baru ini mengalami kemajuan di kongres," katanya.
Untuk itu, Ibrahim memprediksi Rupiah akan kembali tertekan pada perdagangan Rabu, 4 Juni 2025 besok. Mata uang itu akan bergerak fluktuatif direntang Rp16.300 sampai Rp16.370 per Dolar AS.
BERITA TERKAIT: