Berdasarkan data pasar, harga kontrak CPO di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) melonjak 0,85 persen ke level 4.373 Ringgit per ton pada Jumat 3 Januari 2025, mengakhiri penurunan harga selama tiga hari berturut-turut sebelumnya.
Dikutip dari
Trading Economics, Sabtu 4 Januari 2025, kenaikan ini didorong oleh optimisme terhadap permintaan yang kuat dari China menjelang Tahun Baru Imlek pada akhir Januari.
Selain itu, permintaan dari konsumen terbesar dunia, India, diperkirakan tumbuh lebih lanjut tahun ini, didukung oleh urbanisasi yang terus berlangsung dan pertumbuhan populasi.
Tak hanya itu kenaikan harga CPO pertama dalam pekan ini juga diketahui meningkat karena kejelasan program biodiesel Indonesia.
Trader minyak sawit, David Ng mengatakan sentimen positif harga CPO dipicu oleh penjelasan komprehensif pemerintah Indonesia terkait implementasi program biodiesel mereka. Pasar merespons dengan optimisme terhadap langkah pemerintah Indonesia.
"Penjelasan yang luas mengenai pelaksanaan program biodiesel membawa angin segar bagi pasar," ungkapnya dikutip dari Bernana.
Selain kebijakan biodiesel, ekspektasi penurunan produksi juga disebut telah memberikan dukungan tambahan terhadap harga CPO.
“Kami melihat harga CPO berada di support 4.250 Ringgit Malaysia dan resistance di 4.450 Ringgit Malaysia," tambah Ng.
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam menentukan arah pasar global. Program biodiesel yang dicanangkan pemerintah diprediksi mampu menyerap lebih banyak minyak sawit domestik, sehingga mengurangi stok global dan mendorong harga CPO naik.
BERITA TERKAIT: