Rilis data penting akan datang dari Amerika Serikat dan Inggris menyangkut data inflasi hingga indeks harga grosir dan penjualan ritel. Sementara dari Inggris hanya menyangkut data inflasi. Sedangkan dari internal domestik, pelaku pasar di Jakarta akan mendapat sajian rilis data neraca dagang yang akan dilakukan pada sesi perdagangan Kamis 15 Agustus 2024 jam 10.00 WIB.
Dengan bekal minimnya sentimen dari rilis data perekonomian terkini, gerak indeks secara keseluruhan diyakini akan cenderung terjebak di rentang terbatas. Laporan sebelumnya menyebutkan, gerak indeks Wall Street yang kembali mampu menguat signifikan dalam menutup sesi perdagangan pekan lalu. Sentimen ini tentu saja menjadi bekal berharga bagi sesi perdagangan pembukaan Senin 12 Agustus 2024 di Asia dan Jakarta.
Tiadanya sentimen agenda rilis data perekonomian penting membuat hijaunya Wall Street akhir pekan lalu akan menjadi pijakan investor. Pelaku pasar diyakini akan mencari sentimen minor untuk menentukan arah pergerakan indeks. Pantauan terkini dari sesi perdagangan di Asia menunjukkan, Indeks Nikkei (Jepang) yang mengawali sesi dengan menguat 0,56 persen di 35.025,0 sementara indeks KOSPI (Korea Selatan) melompat 1,09 persen di 2.616,77 dan indeks ASX200 (Australia) naik 0,73 persen di 7.834,6.
Pada sesi perdagangan saham di bursa saham Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini akan cenderung menguat dalam rentang moderat. Pelaku pasar di Jakarta diperkirakan akan mencoba menaruh perhatian pada sentimen domestik dari pentas perpolitikan nasional, di mana Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Serangkaian laporan yang beredar menyebutkan, latar belakang tekanan yang memaksa pengunduran diri Airlangga dari salah satu partai politik terbesar tersebut yang menduduki peringkat kedua perolehan kursi DPR dalam gelaran pemilihan umum lalu. Investor tentu akan sedikit tersita perhatian pada sentimen ini, disamping akan mengandalkan rilis data neraca dagang internasional Indonesia Kamis depan.
Kinerja pemerintahan Jokowi kini menjadi gantungan di sesi perdagangan pekan ini terutama menyangkut data neraca dagang. Besaran surplus yang mengesankan akan menjadi sokongan bagi IHSG untuk terangkat. Pertanyaan kini muncul apakah kinerja neraca dagang yang mencerminkan kinerja pemerintahan Jokowi akan mampu mengangkat IHSG?
Sementara dalam tinjauan teknikal terkini tim riset RMOL menunjukkan, pola gerak IHSG yang kini berada dalam fase sideways atau konsolidatif akibat gerak menurun curam yang terjadi pada sesi perdagangan pekan lalu. Gerak IHSG yang kemudian mencoba berbalik naik terlihat masih belum memulihkan penurunan curam sebelumnya. Pola sideways akhirnya terbentuk, dan minimnya sentimen agenda rilis data perekonomian membuat gerak IHSG akan cenderung terjebak di rentang terbatas.
Tren penguatan IHSG terlihat sudah berakhir sejak sesi perdagangan pertengahan Juli lalu. Indikator MACD (moving average convergence divergence) dan ATR (average true range) memberikan gambaran lebih jelas situasi dan pola gerak IHSG sebagaimana terlihat pada chart berikut:
(Sumber: Mirae Asset sekuritas, diolah)
Situasi tak jauh berbeda diperkirakan akan mendera nilai tukar Rupiah. Usai mampu membukukan penguatan spektakuler di sesi perdagangan pekan lalu, kecenderungan untuk bergerak di rentang sempit kini mengintai Rupiah. Sebagai catatan, Rupiah yang menutup sesi pekan lalu dengan melemah moderat usai melonjak sangat tajam. Pola tersebut sangat wajar dalam tinjauan teknikal.
Sementara dari sesi perdagangan di pasar uang global hingga Senin pagi ini waktu Indonesia Barat memperlihatkan, gerak mata uang utama Dunia yang masih belum terlalu beranjak dengan kecenderungan menguat sangat tipis. Sentimen dari pasar uang global ini bisa dijadikan pijakan bagi Rupiah untuk berbalik menguat meski dalam kisaran terbatas.
Rilis data neraca dagang pada Kamis depan, kini menjadi pertaruhan penting bagi Rupiah untuk setidaknya memperpanjang tren penguatan yang telah berlangsung beberapa pekan terakhir. Kemampuan Rupiah untuk stabil mengkandaskan Dolar AS di bawah level psikologis penting nya di Rp16.000 sangatlah penting untuk mempertahankan prospek positifnya.
BERITA TERKAIT: