Hal itu disampaikan Koordinator Sulut Corruption Watch, Deswerd Zougira yang melihat ada hubungan yang tak sehat antara sesama direksi yang berimplikasi pada penurunan kinerja bank.
“Saran saya harus dilakukan pergantian direksi agar kinerja bank bisa pulih lagi. Direksi harus diisi oleh figur yang selain memahami betul dunia perbankan juga mengenal dengan baik kultur BSGO sebagai bank daerah,†ujar Deswerd Zougira dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (1/3).
Menurut Deswerd, selama periode ini terjadi penurunan pelayanan, jaringan, serta tidak ada pengembangan produk yang visioner. Termasuk pengawasan yang buruk, macetnya beberapa kasus kredit hingga puluhan miliar rupiah seperti di Cabang Boalemo, Limboto, dan Telaga tidak kunjung diselesaikan serta biaya operasional yang masih tinggi.
"Akibatnya perolehan laba 2019 hanya sekitar Rp 220 miliar dari target Rp 300 miliar," sambungnya.
Selain itu, Deswerd juga berharap pemegang saham tidak menempatkan orang di luar direksi yang tidak kompeten untuk menduduki pos-pos strategis lantaran dikhawatirkan hanya jadi beban.
“Ada pesaham (Kepala daerah) yang menempatkan orangnya, padahal tidak tahu apa-apa,†ungkap Deswerd.
Tak hanya itu, ia juga meminta RUPS bisa menurunkan suku bunga pinjaman konsumtif karena termasuk paling tinggi dibandingkan bank lain serta memberi insentif atau tunjangan kepada karyawan yang sudah empat tahun ditiadakan.
“Dua hal ini harus jadi perhatian RUPS, jangan dianggap remehâ€, tandasnya.
BERITA TERKAIT: