Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meresmikan Gudang Garam Nasional (GGN) di Kabupaten Pati, Jawa Tegah, Jumat (31/1).
Peresmian ini mewakili lima GGN lainnya yang tersebar di berbagai daerah, yakni Demak, Jepara, Indramayu, Pamekasan dan Aceh Utara dengan nilai pembangunan masing-masing Rp 2,5 miliar.
Keenam GGN tersebut masing-masing berkapasitas 2.000 ton, sehingga total daya tampung keseluruhannya mencapai 12.000 ton.
"Untuk para petambak garam di lapangan, ini sudah ada akses pergudangan. Diharapkan bisa menampung garam saat musim panen sehingga kualitasnya terjaga," ujar Edhy.
Dengan diresmikannya GGN di Pati, total gudang yang sudah dibangun di Jawa Tengah sebanyak sembilan unit. Dua lainnya ada di Brebes dengan kapasitas 2.000 ton dan 1.000 ton. Sedangkan satu lagi berada di Rembang dengan kapasitas penyimpanan 1.000 ton.
Selain meresmikan GGN di Pati, Menteri Edhy juga menyempatkan membuka dialog dengan petani garam, pelaku industri perikanan, dan para nelayan.
Mayoritas, mereka mengeluhkan harga garam yang saat ini berada di level Rp 250 per kilogram. Harga tersebut sangat jauh dibandingkan sebeglumnya yang mencapai ribuan per kilogramnya. Mereka beranggapan jatuhnya harga garam karena ramainya impor.
Menanggapi keluhan para nelayan, Edhy mengaku sudah berkoordinasi dengan Menko Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan untuk memecahkan persoalan tersebut.
"Semua kita lakukan secara koordinasi. Tapi yang perlu digarisbawahi, pemerintah tidak akan membiarkan petambak garamnya sengsara," tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Koordinasi juga dilakukan dengan Kementerian PUPR untuk pembangunan infrastuktur jalan menuju lokasi tambak. Karena salah satu penyebab tingginya ongkos produksi garam yang diterima adalah tingginya biaya angkut garam dari tambak menuju lokasi penyimpanan.
BERITA TERKAIT: