Pihak PT Angkasa Pura II (AP II) Persero yang merupakan penÂgelola Bandara Soetta pun langÂsung membantah kabar tersebut.
Vice President of Corporate Communication Angkasa Pura II Yado Yarismano mengatakan, memang akan ada kerja sama perseroan dengan swasta dalam hal pengelolaan bandara. NaÂmun, tidak ada skema pengalihan aset perusahaan ke pihak lain.
"Hingga saat ini perseroan belum ada rencana untuk mengkerjasaÂmakan Bandara Soekarno-Hatta, tetapi yang sedang dikaji oleh tim yaitu rencana kerja sama untuk Bandara Kualanamu, Medan. Tapi semuanya tidak ada pengalihan aset," tegas Yado di Jakarta.
Dijelaskan, tujuan kerja sama ini agar swasta dapat menularkan keahliannya dalam mengelola bandara yang lebih baik lagi.
"Pihak private ini diharapkan dapat membawa expertise-nya untuk lebih meningkatkan peÂlayanan dan fasilitas di bandara tersebut," kata Yado.
Komisaris Utama AP II RheÂnald Kasali juga angkat bicara terkait isu tersebut. Menurutnya, isu penjualan sejumlah bandara internasional ke pihak asing adalah hoax (bohong) karena secara garis besar tidak ada renÂcana penjualan bandara ke pihak mana pun.
"Yang ada adalah kerja sama dengan investor untuk mengÂhasilkan buat Indonesia. PeÂrusahaan asing saat ini tengah berebut ingin kerja sama dengan AP II karena kondisi keuangan dan pertumbuhan penumpang kita bagus," kata Rhenald dalam keterangan resminya.
Rhenald yang juga pendiri Rumah Perubahan ini mengataÂkan, sejak Terminal 3 rampung, Bandara Soetta makin seksi di mata investor.
"Banyak investor yang daÂtang ke Soetta dan Kualanamu. Setelah melihat data banyak pihak yang meminta kerja sama. Apalagi di Soetta kami akan investasi lebih dari Rp 32 triliun, jadi dalam tempo 3 tahun ke depan kami bisa lebih dari itu," tutur Guru Besar FE UI itu.
Lini Bisnis VitalPengamat penerbangan Alvin Lie berpendapat, meski benÂtuknya kerja sama, pengelolaan Bandara Soetta tetap dikuasai AP II sebagai wakil pemerintah.
"Untuk lini bisnis vital seperti pengendalian lalu lintas udara, weÂwenang kuat dalam pengelolaan harus tetap ditangan AP II. Bahaya kalau ini dipegang asing," kata AlÂvin kepada
Rakyat Merdeka.
Ia meminta jangan sampai kerja sama dengan pihak swasta memÂbuat wewenang AP II terhadap Soetta melemah dan malah merugiÂkan perusahaan bahkan negara.
Sebelumnya bekas Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menyatakan di akun Twitter, "Soekarno-Hatta adalah bandara paling menguntungkan, paling cash-rich. Kok malah mau diswasÂtakan-cara berfikir keblinger dan konyol. Menyedihkan, ternyata Nawacita dan Trisakti hanya sloÂgan, bukan jadi refensi kebijakan. Semakin menjauhkan diri dari cita-cita kemerdekaan," tulis @RamliRizal.
Namun, sekitar satu jam setÂelah kicauan tersebut, dirinya kembali mengungkapkan inforÂmasi yang didapat dari Menteri Perhubungan Budi Karya.
"Barusan Menteri PerhubunÂgan Budi Karya WatsApp saya, bahwa Bandara Soeta tidak akan dijual." Ide-ide lain sedang dibahas. Saya ucapkan terima kasih dan katakan "Marwah NKRI perlu dijaga. Tks Mas Budi," kicau Rizal. ***
BERITA TERKAIT: