Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk Gary Schutz menÂgatakan, selama persoalan pasoÂkan ini tidak dibenahi maka akan menjadi momok bagi industri. Semua pihak termasuk pelaku usaha mesti cekatan menyikapi persoalan ini sebelum kerugian industri makin besar.
"Kondisi saat ini masih pasokan semen nasional yang kelebihan belum teratasi," jelas Gary kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Persoalan pasokan berlebih ini, menurutnya, tidak bisa diÂanggap sepele. Akibat kelebihan pasokan ini laba industri semen melorot. Pelaku usaha pun mesti putar otak mencari jalan keluar untuk menarik konsumen.
"Sangat memberikan dampak terhadap kinerja industri semen di Indonesia perusahaan menÂgalami penurunan penjualan," ujarnya.
Holcim sendiri mencatat terÂjadi penurunan penjualan sebeÂsar -0,4 persen untuk periode sembilan bulan tahun ini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Walau sekilas penurunan terlihat kecil, tapi efek kelebihan pasokan ini diteÂgaskannya merusak kinerja.
"Kondisi pasokan berlebih memberi tekanan pada harga di pasar terlepas dari upaya-upaya efisiensi yang kami lakukan. Kami mencatat kerugian sebesar Rp 647 miliar," katanya.
Menurut dia, pasar semen pasca Lebaran sebetulnya sudah bergairah. Sektor konstruksi dan infrastruktur mulai mengalami peningkatan seiring dengan perÂcepatan realisasi belanja untuk proyek pemerintah. Misalnya, proyek pembangunan jalan tol, jembatan, bendungan, dan pemÂbangkit listrik.
Pembangunan tersebut telah mendorong pertumbuhan konÂsumsi seluruh pelaku bisnis seÂmen yang mencapai 47 juta ton hingga akhir September 2017. "Pembangunan ini tentunya akan menciptakan peluang untuk meningkatkan perekonomian lebih baik," ucapnya.
Gary meminta pemerintah terÂus merangkul perusahaan swasta dalam menjalankan proyek pembangunan. Proyek-proyek besar serta pembangunan inÂfrastruktur, dan perumahan yang merupakan proyek potensial bisa melibatkan industri.
Meski pasar diprediksi masih akan kelebihan pasokan hingga akhir Desember, dia tetap opÂtimis, berbagai strategi bisnis yang dilakukan oleh pelaku industri bisa meminimalisir dampak negatif. "Ke depan, pertumbuhan penjualan semen diharapkan semakin menguat seiring pembangunan yang berÂjalan, walaupun pasar masih mengalami kelebihan pasokan," harapnya.
Corporate Secretary PT InÂdocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos mengakui, permintaan semen pada SeptemÂber lalu masih mencatatkan perÂtumbuhan postif. "Pengerjaan sejumlah proyek tol pembangkit pada proyek strategis memÂberikan kontribusi kenaikan permintaan," kata dia.
Kendati begitu, pada kuartal III, Indocement mencatat penuÂrunan pendapatan sebesar 7,5 persen menjadi Rp 10,51 triliun. Laba perusahaan juga tertekan hingga 55,31 persen menjadi Rp 1,41 triliun.
Direktur Utama PT Semen Baturaja Rahmad Pribadi menamÂbahkan, akibat persoalan pasokan ini rawan terjadi persaingan tidak sehat. Produksi semen masih di atas 30 persen dibandingkan denÂgan kebutuhan nasional.
"Sedangkan pertumbuhan permintaan nasional setiap taÂhun hanya tumbuh 5 persen mengakibatkan industri semen selalu langganan
over supply," ujar Rahmad.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso optimis, kondisi ini akan pulih sehingga harga kembali normal. "Harga bisa lebih bagus lagi dari sekarang ini kan positif," kata Widodo.
Menurut dia, di tengah persoÂalan pasokan seperti sekarang, maka perusahaan semen akan bergantung pada proyek pemerÂintah. "Proyek pembangunan inÂfrastruktur di beberapa wilayah itu menjadi salah satu pemacu tumbuhnya penjualan di dalam negeri," imbuhnya.
Catatan ASI sampai kuartal III tahun ini konsumsi semen nasional meningkat 6,6 persen menjadi 47,43 juta ton. Seluruh perusahaan semen yakin, tahun ini volume penjualan di domestik bakal tercatat tumbuh melebih proyeksi awal, yakni 5 persen. "Kalau kita berharap sampai akhir tahun tren penjualan bisa bagus supaya pabrik semen bisa stabil," tukasnya. ***
BERITA TERKAIT: