Vice President Corporate ComÂmunication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menerangkan, landasan pacu sudah bisa diguÂnakan pada Selasa pagi.
"Petugas teknis sudah melakuÂkan perbaikan. Sejak Selasa pukul 01.00 WIB landasan pacu telah dibuka lagi," kata Yado daÂlam keterangannya, kemarin.
Dijelaskan Yado, penutupan landasan pacu atau runway di bandara Halim sempat diperpanÂjang hingga Selasa (31/10) pukul 06.00 WIB.
Hal itu berdasarkan NOTAM (
notice to airmen) yang dikeluarkan otoritas penerbangan untuk bandara Halim yang diterbitkan pada Senin malam pukul 22.36 WIB.
"Selasa pagi semua sudah kembali normal. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami juga menyiapkan kompensasi bagi penumpang yang tertunda penerbangannya," jelas Yado.
Ada empat penerbangan yang terdampak, yaitu Batik Air tuÂjuan Yogyakarta dan Makassar serta Citilink tujuan Yogyakarta dan Denpasar.
"Semuanya juga sudah dibÂerangkatkan dan jadwal penerÂbangan sudah kembali normal," tutur Yado.
Sampai saat ini AP II masih menyelidiki lebih lanjut peÂnyebab lampu di landasan pacu yang redup. Hasil penyelidikan terhadap hal tersebut akan dijadiÂkan bahan evaluasi untuk perbaiÂkan layanan ke depannya.
Harus Dievaluasi Terkait insiden ini, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan, akan meÂmanggil operator bandara untuk evaluasi peningkatan pelayanan yang lebih baik.
"Kami akan panggil operaÂtornya, dievaluasi dan minta untuk mengoperasikan bandara lebih baik lagi. Para penumpang mempunyai hak untuk mendaÂpatkan pelayanan yang baik," kata Agus.
Ia menilai, pelayanan yang baik mesti diterima penumpang karena sudah dikenakan pajak. Dia berharap matinya lampu landasan (
runway light) ini tak terulang kembali.
"Tiap penumpang dikenai airport tax, jadi harus balance, dengan airport tax yang dibayar penumpang harus mendapatkan pelayanan yang sesuai atau baik. Jadi seperti matinya runÂway light ini tidak boleh terjadi lagi, mitigasi harus berjalan," tuturnya.
Agus juga menekankan bahwa seluruh bandara yang dikelola AngÂkasa Pura khususnya dan semua bandara pada umumnya menyÂiapkan
backup recovery manakala
runway light seperti ini mati.
"Harus ada mitigasi risiko terhadap turunnya pelayanan bandar udara. Keselamatan penerbangan harus selalu diutamaÂkan," tegasnya.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menyayangkan lambatnya penanganan kondisi kedaruratan di Bandara Halim.
"Semalam banyak juga yang lapor ke saya penanganan di lapangannya minim sehingga penumpang terbengkalai sebelum akhirnya dialihkan ke Bandara Soekarno Hatta, Tangerang," kata Alvin kepada
Rakyat Merdeka.Karena itu, Anggota OmbudsÂman RI itu meminta AP II selaku operator bandara punya mitigasi kedaruratan sehingga responnya bisa cepat saat ada kondisi sepÂerti insiden di Halim.
"Kalau bisa GM Bandara segera beri penjelasan. Jangan kru maskapai yang dihadapkan kepada penumpang yang biasanya semakin panas kalau ada keterÂlambatan," tegas Alvin. ***
BERITA TERKAIT: