"Untuk dua rute, kami akan lihat perkembangan dan keÂbutuhan. Juga masukan dari peserta Rakornas. Tapi bisa juga menyasar kembali ke kawasan Indonesia timur," ungkap Wahju saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tol Laut TaÂhun 2017 di Jakarta, kemarin.
Tommy-panggilan akrab Wahju Satrio Utomo menjelasÂkan, saat ini ada 11 trayek Tol Laut melayani Kawasan Timur Indonesia. Wilayah ini mendaÂpatkan prioritas karena perÂtumbuhan ekonomi di wilayah timur terpaut jauh dari kawasan Indonesia barat.
Sekadar informasi, program Tol Laut digulirkan bertujuan untuk menekan disparitas harga. Tol Laut diselenggarakan pemerÂintah secara terjadwal dengan biaya terjangkau dengan mengÂgandeng BUMN dan operaÂtor swasta melalui mekanisme lelang.
Saat ini, PT Pelayaran NasionÂal Indonesia (Persero) menjadi operator Tol Laut untuk 7 trayek. Sementara itu, 6 trayek lainnya dilayani oleh perusahaan swasta yang memenangkan lelang.
Untuk dua rute baru, Tommy memastikan pihaknya ingin membuka untuk swasta. Tommy mengklaim sejauh ini program tersebut berjalan dengan baik.
Sejak program Tol Laut berÂgulir, sejumlah komoditas panÂgan dan bahan bangunan mulai mengalami penurunan harga, berkisar 20-30 persen. NaÂmun demikian, Tol Laut masih menyisakan pekerjaan rumah yakni muatan balik dari timur Indonesia kebagian barat masih minim. "Ke depan pemerintah terus mendorong optimalisasi muatan balik dari daerah melaÂlui sinergi dan koordinasi yang baik antara Pemerintah Daerah, BUMN, dan masyarakat setemÂpat," jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bay M Hasani menyampaikan, penyelenggaÂraan Tol Laut telah membantu pendistribusian pasokan gas ke masyarakat Natuna.
"Dahulu warga Natuna itu membeli produk tabung gas dari negara tetangga sekarang denÂgan ada tol laut, memudahkan masyarakat mendapatkan gas," pungkasnya. ***
BERITA TERKAIT: