Direktur Koorporasi dan Pengembangan Bisnis PerumÂnas, Galih Prahanto mengatakan, nilai rumahnya mencapai Rp 100 jutaan per unit. "Kami siap meÂmenuhi kebutuhan modal ini. PeÂrumnas di 2015 sudah mendapatÂkan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 1 triliun dan 2016 juga mendapat Rp 250 miliar, ditambah ekuitas sudah ada menjadi Rp3 triliun," kata Galih di Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin.
Sebanyak 30.000 unit diperÂuntukkan untuk masyarakat berÂpenghasilan rendah (MBR) yang pembangunannya masih fokus di Jabodetabek. Alasannya, research survey pasar PerumÂnas menyatakan, kebutuhannya masih didominasi kota-kota besar, seperti Jakarta.
"Kita membangun dekat staÂsin kereta api supaya bisa daÂtang ke Jakarta atau ke tempat kerjanya menggunakan kereÂta api," tuturnya. Salah satu proyeknya yang digarap PerumÂnas adalah di kawasan Parung Panjang, Bogor. Lokasi tersebut akan terintegrasi stasiun kereta api.
Galih mengatakan, Perumnas mau memasarkan rumah di kawasan tersebut senlai Rp 195 juta. Dalam membangun rumah di dekat stasiun, Perumnas juga menggandeng PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk pembanÂgunan stasiun.
"Di Parung Panjang, kita jual Rp 195 jutaan. Kita berusaha bangun stasiun baru di situ kerja sama dengan KAI, dan mereka bersedia," katanya.
Direktur Keuangan dan SDM Perumnas Hakiki Sudrajat meÂnambahkan, Perumnas juga tidak keberatan dengan rencana pemerintah mengenakan pajak progresif terhadap tanah yang menganggur dan tidak diperguÂnakan secara produktif.
Perumnas, katanya, saat ini memiliki tanah cadangan (land bank) yang belum digunakan seluas 1.800 hektar (ha). Setiap tahun, perseroan membeli 500 ha tanah dan digunakan 300 ha. Setiap tahun, tanah perseroan bertambah sekitar 200 ha.
Untuk mendukung program pembangunan rumah MBR, Menteri BUMN Rini Soemarno mengajak BUMN lainnya agar mengimplementasikan program satu harga.
Program ini sebelumnya suÂdah dilaksanakan PT Pertamina Persero dengan menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) penuÂgasan jenis Premium dan Solar dengan harga sama di seluruh Indonesia.
"Pada tahun 2017, kita ajak semua BUMN mengimplemenÂtasikan program satu harga. ProÂgram ini akan dilakukan secara bertahap. Bukan hanya untuk BBM saja tetapi juga produk semen, beras, gula dan minyak goreng di seluruh Nusantara," katanya.
Sebelumnya, Menteri Rini juga sudah meminta manajemen PT Semen Indonesia Tbk membuat harga semen yang terjangkau. SeÂmen merupakan salah satu bahan bangunan yang penting dalam membuat rumah. ***
BERITA TERKAIT: