"Kita sedang menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan SDM industri," ujar Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani, kemarin.
Rosan mengatakan, Kadin sebagai mitra pemerintah siap berkontribusi untuk mendorong pembukaan lapangan kerja, penciptaan wiraswasta, dan SDM bersertifikasi internaÂsional. Salah sati caranya adalah bersinergi dengan pemerintah untuk merevitalisasi Balai LatiÂhan Kerja (BLK) yang dimiliki Kementerian Perindustrian dan Kementerian Tenaga Kerja.
"Jadi intinya, diperlukan SDM bersertifikasi yang bisa bekerja di negara-negara ASEAN. KaÂdin siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan industri," kata Rosan.
Dia menyatakan, Kadin akan memetakan potensi unggulan suatu daerah agar dapat memÂpermudah penyaluran tenaÂga kerja. Dia mencontohkan, Provinsi Jawa Barat terkenal dengan industri tekstil, maka tenaga kerja yang disalurkan harus memiliki kompetensi di bidang itu.
Selain itu, Kadin juga akan menentukan jenis industri, sarana prasarana pembiayaan, teknologi, SDM, dan infrastruktur yang menunjang aktivitas industri.
"Di Bandung, Jawa Barat memang banyak industri tekstil. Industri unggulan di daerah itu adalah tekstil. Nah, itu yang kami tingkatkan, SDM yang berhubunÂgan dengan tekstil," katanya.
Menurut dia, untuk memuÂluskan rencana ini, Kadin sudah menghadap Menteri PerindusÂtrian Airlangga Hartarto pada Kamis (18/8). Diharapkan renÂcana ini bisa berjalan.
Dalam kesempatan itu, Rosan didampingi Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan MakaÂnan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang HubunÂgan Internasional Shinta WiÂdjaja Kamdani, dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi dan Migas Bobby Gafur Umar.
Sementara itu, Komite EkonoÂmi dan Industri Nasional (KEIN) menyatakan telah menyusun roadmap pengembangan sektor industri prioritas nasional, yang mencakup agribisnis, maritim, kreatif, dan sektor pariwisata.
Ketua KEIN, Soetrisno Bachir menjelaskan saat ini Indonesia belum memiliki strategi pengembangan industri Indonesia. "Harus ada prioritas, industri bisa kompetitif di dalam negeri dan bisa menjadi pemain di pasar global," ujarnya.
Menurutnya, Indonesia sudah seharusnya memiliki titik fokus kepada sektor-sektor industri prioritas yang berbasis kepada sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia. "JanÂgan sampai kita mendorong satu industri, tenaga kita semua dicurahkan, yang menikmati segelintir orang. Padahal sumber daya manusia kebanyakan luluÂsan sekolah dasar atau sekolah menengah pertama dan tinggal di daerah," jelas Soetrisno. ***
BERITA TERKAIT: